My Fault (Chapter 8)

asian-cute-liberdade-pastels-ulzzang-favim-com-113066_large

Author        :Rachelliu

Title            :My Fault (Chapter 8)

Cast            :Cho Kyuhyun, Lee Haemi.

 

 

Aku lanjutin buat kalian readers –nim. Kalau engga ada yang komen dan Cuma jadi siders sebenarnya males buat lanjut tapi berhubung kalian pembaca yang baik hati dan selalu meninggalkan jejak jadi aku sempetin buat bikin next part untuk kalian. Semoga tidak mengecewakan yah.

 

Happy Reading and sorry typo

Haemi segera memasuki ruangan Siwon ketika tiba-tiba saja pria itu memanggilnya. Dia duduk di hadapan Siwon sambil menyematkan senyum khasnya. Lelaki itu terlihat sibuk memeriksa berkas yang ada di atas meja sampai bisa mengabaikan Haemi yang telah ada di hadapannya.

 

Tak biasanya Siwon datang di jam kerja seperti ini. Dia akan menyempatkan dirinya melihat café di jam makan siang, karena pria itu sibuk mengelilingi restoran-restoran besarnya. Jika tidak ada Haemi, Siwon bahkan jarang sekali ke tempat ini. Dia sudah mempercayakan semuanya pada Luhan.

 

“Sajang –nim.” Panggilan Haemi membuat Siwon menoleh padanya. “Maaf. Ada apa kau memanggilku ?”

 

Siwon diam sejenak. Memikirkan sesuatu yang tadi disampaikan oleh Kyuhyun. Sebuah informasi yang membuatnya terkejut, seharusnya dia tidak harus sekaget itu mendengar kehamilan Haemi tadi. Wanita itu telah bersuami, hal itu wajar saja bukan. Tapi entah kenapa dirinya merasa kehamilan Haemi tersebut tidak benar setelah melihat perselingkuhan Kyuhyun. meskipun Kyuhyun mengatakan akan memperbaiki semuanya.

 

“Kau baik-baik saja ?” Suara Haemi terdengar lagi.

 

“Aku baik-baik saja.” Siwon menghela nafasnya lalu menatap Haemi “Jika aku memecatmu kembali. Apa yang akan kau lakukan ?” Haemi terlihat melebarkan matanya.

 

“Oppa berniat memecatku lagi ?”

 

“Aku hanya bertanya.”

 

Haemi menunduk lalu mengangkat wajahnya kembali sambil menatap Siwon. Dia menatap lekat Siwon sebelum bibirnya menyimpul hingga membentuk sebuah senyum manis di bibirnya.

 

“Aku akan menerimanya.” Gumamnya pelan sambil tersenyum. “Aku sungguh berterima kasih padamu kau mau memperkerjakan aku oppa. Aku memang tidak kompeten seperti pekerjamu yang lain.” Siwon memejamkan matanya sejenak mendengar jawaban Haemi.

 

“Lalu apa yang akan kau lakukan setelah kuberhentikan ?”

 

Haemi diam seolah menimbang kalimat apa yang ingin diucapkannya. Rencana Haemi setelah bercerai dari Kyuhyun adalah menyewa rumah kecil dan memiliki pekerjaan untuk biaya persalinan dan anaknya nanti.

 

“Aku akan melamar pekerjaan di tempat lain.” Terdengar helaan nafas dari Siwon. Pria itu seolah tidak suka dengan jawaban Haemi.

 

“Oppa tidak akan memecatmu.” Haemi mengerjab mendengar ucapan Siwon.

 

Haemi memandang Siwon dengan wajah bingungnya. Dia tidak mengerti mengapa pria itu bertanya demikian padanya, dia pikir Siwon benar-benar akan memecatnya lagi karena kinerja Haemi yang kurang baik sebagai asisten pria itu.

 

“Kupikir oppa akan memecatku lagi –”

 

“Tentu. Jika kau membantah perintahku.” Ucapan Siwon membuat Haemi menelan salivanya.

 

“Aku tidak akan melakukan hal itu oppa. Kau tenang saja.” Ucap Haemi tersenyum menampilkan deretan giginya.

 

Siwon ikut tersenyum melihat Haemi, dia ingin mengatakan sesuatu pada wanita itu tentang sesuatu yang diketahuinya, tapi melihat senyum manis dan rasa senang Haemi. Membuat dirinya enggan untuk mengatakan hal tersebut. Haemi sepertinya memang baik-baik saja.

 

“Oppa. Aku membuat menu baru untuk cafému. Jika kau suka kita akan mempromosikannya.”

 

“Kau memasak ?” Haemi mengerjab lalu mengangguk pelan membuat Siwon mendesah sebal “Kau baru saja membantah –”

 

“Dengar. Aku tidak memasak untuk pelanggan, aku hanya memasak untuk diriku. Lalu aku mencoba membuat resep baru dan –” Haemi menghentikan kalimatnya ketika matanya menatap mata tajam Siwon “Maaf. Tak akan kuulangi.” Gumamnya.

 

Haemi menundukan wajahnya. Dia harus membuang sifat keras kepalanya ini jika tidak ingin dipecat lagi. Mencari pekerjaan bagi wanita seperti dia sangat sulit, apalagi jika orang-orang tahu dia tengah mengandung.

.

.

.

Kyuhyun membuka sarung tangan yang telah berlumuran darah yang tadi dikenakannya untuk operasi pasien. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya, matanya melirik jam dinding di ruangan tersebut setelah itu segera mencuci kedua tangannya.

 

“Dokter Cho kau terlihat gelisah ?” Kyuhyun menoleh pada seseorang yang telah berada di sampingnya.

 

“Aku harus pulang tepat waktu.”

 

“Terjadi sesuatu pada Haemi ?” Kyuhyun tersenyum pada pria itu. Jin Woo selalu tahu jika dirinya sedang bermasalah. “Kenapa kau tersenyum ?”

 

Kyuhyun menghela nafasnya “Kau sangat perhatian padanya.”

 

“Ahh –aku tidak bermaksud seperti itu Kyu.” Gumam Jin Woo tak enak hati.

 

“Aku mengerti.” Kyuhyun menepuk pundak Jin Woo setelah tangannya bersih “Aku hanya ingin memastikan jika wanita keras kepala itu telah berhenti dari pekerjaannya.” Ucap Kyuhyun tersenyum.

 

Jin Woo telah mengetahui keputusan Kyuhyun yang lebih memilih mempertahankan rumah tangganya. Dia sangat mendukung pilihan sahabatnya itu, meskipun Kyuhyun sempat ragu dengan keputusannya.

 

“Kau sudah bicara dengan Choi Siwon ?” Kyuhyun mengangguk dengan wajah datarnya “Kau memberitahu jika Haemi hamil ?” Kyuhyun menganggukan kepalanya kembali.

 

Jika saja kata itu tak terucap, mungkin Siwon akan tetap mempertahankan Haemi dan memaksa Kyuhyun untuk melepaskannya. Tidak, dia tidak menginginkan hal tersebut. Dia sudah meyakinkan dirinya akan memperbaiki semuanya meskipun sedikit terlambat.

 

“Aku akan bertindak jika Choi Siwon masih memperkerjakan Haemi.”

 

Cara kasar mungkin bisa membuat pria itu melepas Haemi. Tapi Kyuhyun yakin Siwon tak akan mencelakai Haemi dan membuat wanita itu kesulitan. Dia paham rasa peduli Siwon pada Haemi bukan sebatas teman atau kakak. Pria itu menyukai Haemi, ditambah Siwon telah mengetahui skandal dirinya dengan Hyeri. Kyuhyun yakin pria itu tidak akan mudah dipengaruhi lagi.

 

“Para pegawai rumah sakit bergosip tentangmu dengan Haemi.” Kyuhyun mengerutkan dahinya mendengar ucapan Jin Woo “Mereka sepertinya telah mengetahui jika dirimu telah menikah.”

 

Jangan lupakan kejadian kemarin ketika Haemi pingsan dan dibawa ke rumah sakit ini. Haemi ditangani oleh Cha Shi Ah, dokter spesialis kandungan yang sialnya memiliki hobi bergosip. Kyuhyun juga tidak mengerti mengapa saat itu dirinya bisa berucap begitu mudahnya mengakui Haemi.

 

“Faktanya aku memang telah menikah dan memiliki istri yang tengah mengandung.” Gumam Kyuhyun melirik Jin Woo.

 

Cepat atau lambat, semua orang akan mengetahui tentang pernikahannya dengan Haemi. Bukan membanggakan diri, Kyuhyun memang tergolong dokter populer dikalangan dokter maupun perawat, tidak hanya tampan tapi pria itu memiliki keahlian yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ditambah dirinya adalah pewaris rumah sakit tersebut.

 

“Kau lebih pantas menjadi seorang selebriti.” Kyuhyun tersenyum mendengar ucapan Jin Woo.

 

“Jika aku menjadi selebriti, tak ada dokter tampan sepertiku Jin Woo –yaa.” Jin Woo mendengus.

 

“Aku juga tak kalah keren darimu.” Gumam Jin Woo membuat Kyuhyun tersenyum semakin lebar.

 

Jin Woo ikut mengulum senyumnya. Dia bahkan hampir lupa senyum bahagia sahabatnya itu seperti apa. Seandainya Kyuhyun mau membuka hatinya untuk Haemi lebih awal, pasti pria itu tak akan memiliki masalah seperti saat ini.

.

.

.

Hyeri tersenyum getir memperhatikan dirinya di depan cermin. Rambut berantakan dengan wajah menyedihkan, baju yang dikenakannya kemarin masih tertempel di tubuhnya pagi ini. Pertemuannya dengan Kyuhyun membuat dirinya sekacau ini. Hyeri memang menerima keputusan Kyuhyun, tapi sungguh. Hatinya berteriak dan tidak rela.

 

“Aku membencimu Lee Haemi.” Gumamnya pelan, air mata itu kembali berurai “Kau merebut semuanya dariku.” Ucapnya lagi dengan suara isakan memilukan.

 

Hyeri mengepalkan lengannya lalu menatap pantulan dirinya di cermin tersebut. Dia tidak rela Haemi kembali merebut kebahagiaan yang dimilikinya. Tidak cukupkah wanita itu membuat mendiang kedua orang tua mereka mengabaikan dirinya. Dia sadar, dirinya hanya anak angkat tapi mengapa semuanya memperlakukan dirinya seperti ini.

 

“Kenapa kau jahat sekali.” Hyeri menyeka air matanya “Arrrgghh.” Dia berteriak kencang seolah melepaskan kekesalan yang singgah di dadanya.

 

Dia ingin sekali memaki dan meneriaki Kyuhyun ketika pria itu memutuskannya. Namun mulutnya hanya diam tanpa bisa berucap apapun selain, ucapan aku mengerti. Seakan dirinya sungguh mengikhlaskan kekasihnya kembali kepada istrinya. Padahal hatinya menjerit kencang dan berteriak jangan lakukan itu.

 

Tubuh Hyeri melorot ke lantai, dia masih terisak dengan kondisi menyedihkan. Hyeri bahkan absen bekerja dan mengatakan dirinya sakit. Dia memang sakit, sakit hati tepatnya.

 

 

 

 

 

***

Kyuhyun mendesah melihat keadaan rumahnya yang sepi. Dia berdecak kesal ketika menyadari jika Haemi tidak ada di rumah, wanita itu sepertinya masih bekerja. Namun suara berisik di dapur membuat dahinya berkerut. Dia segera menuju dapur dan terdiam sejenak melihat pemandangan di depannya.

 

“Oppa.” Panggilan khas Haemi entah kenapa membuatnya lega luar biasa “Kau telah pulang.” Gumam Haemi lagi sambil tersenyum. “Aku membuat pancake cokelat.” Sejak kapan senyum Haemi terasa menenangkan hatinya.

 

“Kau sudah pulang ?” Haemi mengangguk. Kyuhyun menaikan alisnya, tak ada tanda-tanda raut kesedihan di wajah Haemi.

 

“Aku akan pulang lebih awal tidak seperti biasanya. Dan Siwon oppa tak akan memotong gajiku.” Ucap Haemi tersenyum.

 

Kyuhyun diam mendengar ucapan Haemi. Siwon tak akan memotong gaji? Ulang Kyuhyun dalam hatinya. Ucapan Haemi seolah mengatakan jika dirinya baik-baik saja, dan tidak ada tanda-tanda jika wanita itu telah dipecat.

 

“Siwon masih memperkerjakanmu ?” Haemi mengerjab mendengar pertanyaan Kyuhyun.

 

Kyuhyun mendesah lalu menatap Haemi lagi yang terlihat bingung dengan sikap Kyuhyun. Untuk kesekian kalinya Kyuhyun terlihat keberatan dengan ucapan Haemi. Dia juga tidak mengerti mengapa Choi Siwon masih mempertahankan Haemi.

 

“Kau keberatan jika aku bekerja dengan Siwon oppa ?”

 

“Ya.” Haemi melebarkan matanya mendengar ucapan Kyuhyun “Berhenti darinya.” Nada perintah itu terdengar tegas. Bukan kali ini saja Kyuhyun meminta Haemi untuk berhenti bekerja.

 

“Kenapa ?” Kyuhyun memejamkan matanya kemudian membuka matanya kembali dan menatap Haemi lekat.

 

“Aku tidak suka kau bekerja dengannya.” Haemi mengalihkan tatapannya. Dia menggigit bibir bawahnya.

 

“Baiklah aku akan berhenti.” Haemi menatap Kyuhyun kembali “Aku akan mencari pekerjaan lain.”

 

Ahh shit. Umpat Kyuhyun dalam hatinya. Sepertinya ucapannya tidak jelas atau Haemi yang memang bodoh. Dia melarang wanita itu untuk tidak bekerja mengapa dia malah berkata demikian. Kyuhyun menyesali ucapannya yang sedikit keliru, seharusnya dia mengatakan kau tidak boleh bekerja lagi bukan malah mengatakan aku tidak suka kau bekerja dengannya.

 

“Aku tidak membolehkanmu bekerja.” Haemi melebarkan matanya “Tetap di rumah aku akan memberimu lebih uang belanja.”

 

“Anni.” Jawab Haemi cepat. “Sudah kukatakan jangan memberiku uang lebih. Aku tidak ingin bergantung darimu lagi.” Kyuhyun mendengus sinis mendengar ucapan Haemi.

 

“Baiklah. Lakukan sesukamu.” Ucapnya kesal berbalik meninggalkan Haemi.

 

Kyuhyun bisa memahami mengapa Siwon tidak memberhentikan Haemi, wanita itu sungguh keras kepala. Dia hanya tidak ingin melihat Haemi terlalu lelah bekerja dan sakit seperti tempo hari. Kyuhyun mencemaskan wanita itu termasuk bayi mereka. Dia yakin jika mengatakan pada Haemi tentang hubungannya dengan Hyeri yang telah berakhir pasti wanita itu akan merasa bersalah lagi.

.

.

.

Haemi mendesah melihat kepergian Kyuhyun. Pria itu terlihat begitu kesal padanya, meskipun hal tersebut sering terjadi tetap saja dirinya merasa tidak enak hati. Dia tidak mengerti mengapa Kyuhyun sangat ingin dirinya berhenti bekerja. Mungkin saja pria itu kasihan padanya atau Hyeri yang meminta pada Kyuhyun. memikirkannya saja membuat perasaan ngilu itu kembali muncul. Padahal dia sudah mengikhlaskan semuanya.

 

“Aku sudah berjanji padamu oppa. Tak akan membebani kalian lagi.” Gumamnya pelan.

 

Dia memang sudah berjanji tak akan bergantung pada mereka jika dirinya dan Kyuhyun telah bercerai. Kesepakatan yang dibuatnya dengan Kyuhyun. Dia sedikit menyesali kecerobohannya ketika pria itu mengetahui kehamilan dirinya.

 

“Dia membiarkan kau ada saja, aku sungguh berterima kasih.” Gumam Haemi lagi mengelus perutnya yang sudah terlihat.

 

Semangat hidupnya semakin bertambah ketika ia menyadari kehamilannya mulai membesar. Haemi selalu membayangkan seorang anak segera lahir dan menemaninya kelak. Dia tidak sabar untuk mengantar dan menjemputnya sepulang sekolah, membuatkan bekal dan membantu anaknya ketika mengerjakan PR. Hal tersebut pasti sangat menyenangkan dan sangat ia nantikan.

 

Setelah menata pancakenya dan membawanya ke meja makan. Haemi segera mengetuk pintu kamar Kyuhyun. Dia berharap, pria itu tak akan marah lagi padanya. Tapi sepertinya, Kyuhyun masih marah. Dia keluar dengan wajah dingin yang sukses membuat Haemi berkali-kali menelan salivanya.

 

“Oppa pancakenya sudah jadi.” Kyuhyun tak menjawab. Dia hanya melirik Haemi lalu berjalan menuju meja makan.

 

Mereka duduk bersama dan menyantap makanan tersebut dengan khidmat. Hingga suara ponsel Kyuhyun mengintrupsi kegiatan mereka. Haemi mengerutkan dahinya melihat Kyuhyun mengamati layar ponselnya sebelum mengangkat panggilan tersebut.

 

“Ada apa Eomma ?” Haemi mengerjab mendengar panggilan kyuhyun

 

“Cepat ke rumah.”

 

“Ada apa ?”

 

“Eomma takut.”

 

“Aku akan segera ke sana. Kau tenang.”

 

“Bawa Haemi.” Kyuhyun melirikkan matanya pada Haemi.

 

“Nde.”

 

Kyuhyun menutup teleponnya dengan wajah cemas. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan ibunya tersebut, mengapa tiba-tiba menelpon dan ketakutan. Kyuhyun segera beranjak dari kursi lalu masuk ke kamar.

 

“Oppa terjadi sesuatu dengan Eomma ?” Teriakan Haemi bahkan tak didengar “Eomma kenapa ?” Haemi ikut cemas. Dia menghentikan kunyahan di mulutnya dan berjalan menuju kamar Kyuhyun yang tertutup.

 

“Kita ke sana.” Ucap Kyuhyun ketika keluar dari kamarnya.

 

“Sebentar. Aku ambil mantelku.” Kyuhyun mengangguk.

 

Entah apa yang terjadi dengan ibu Kyuhyun. Mereka berdua begitu panik, Haemi bahkan tidak sempat membereskan piring kotor yang tergeletak di atas meja. Dia juga sama cemasnya dengan Kyuhyun.

 

Kyuhyun bahkan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, Haemi terlihat tak terusik sama sekali. Padahal wanita itu akan sangat cerewet jika Kyuhyun sudah membawa mobil bak pembalap. Mereka tiba di rumah kediaman orang tua Kyuhyun.

 

“Sunyi sekali oppa.” Gumam Haemi memperhatikan rumah mertuanya itu. Biasanya selalu ada security yang berjaga tapi itu tak ada.

 

“Ayo turun. Kita periksa keadaan Eomma.” Haemi mengangguk lalu turun bersama Kyuhyun.

 

Dia berjalan mengekori Kyuhyun. Terlihat sangat jelas jika Haemi takut, Kyuhyun melirik Haemi dari ekor matanya. Dia meraih jemari Haemi lalu menggenggamnya hingga wanita itu terkesiap dan menoleh padanya.

 

“Tidak usah takut. Oppa di sini.” Gumam Kyuhyun menenangkan Haemi. Wanita itu hanya tersenyum.

 

Mereka berjalan perlahan memasuki rumah mewah tersebut. Kyuhyun mengerutkan dahinya ketika pintu utama rumah itu tak terkunci, dia segera melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan. Isi rumah tersebut terlihat rapi seperti biasanya.

 

“Kalian sudah tiba.” Hingga suara itu terdengar dari arah tangga.

 

“Eomma apa terjadi sesuatu ?” Ibu Kyuhyun mengangguk sambil memanyunkan bibirnya “Kenapa ?” Tanya Kyuhyun cemas.

 

Bukan menjawab tapi wanita paruh baya itu malah menarik lengan Haemi lalu memeluknya erat. Kyuhyun mengerutkan dahinya melihat tingkah ibunya tersebut. Dia mendesah, jadi tak terjadi apa-apa. Dia dikerjai ibunya lagi.

 

“Aku sendiri di rumah. Semua pelayan ijin libur dan appamu malah pergi memancing bersama teman-temannya.” Ucapnya di bahu Haemi. Haemi yang tadinya terkejut hanya tersenyum mendengar ucapan ibunya.

 

“Kupikir sesuatu terjadi padamu Eomma.” Ibu Kyuhyun melepas pelukannya pada Haemi lalu mendelik sebal pada Kyuhyun.

 

“Kau tidak tahu eommamu sangat ketakutan ditinggal sendirian.” Kyuhyun hanya menghembuskan nafasnya mendengar ucapan kesal sang ibu.

 

Tidak sekali sang ibu mengerjai Kyuhyun seperti ini. Wanita paruh baya itu sering sekali membuatnya panik dan cemas padahal hanya masalah kecil. Haemi hanya memperhatikan mertua dan suaminya tersebut. Dia tidak berani membuka mulut jika seperti ini. Haemi ingin sekali membela mertuanya, karena dia juga sering merasakan takut sendirian seperti yang mertuanya alami sekarang. Haemi menggigit bibir bawahnya memikirkan hal apa yang terjadi jika nanti dia sendiri.

 

“Kalian harus menginap dan menemani eomma.”

 

Kyuhyun mendesah “Eomma aku sudah mengatakan jika –”

 

“Kyu. Eomma mohon.” Haemi mengelus lengan ibu mertuanya tersebut “Aku yakin Haemi juga tidak keberatan dengan hal ini.” Ucapnya tersenyum pada Haemi. Kyuhyun menoleh pada Haemi, wanita itu terlihat menundukkan wajahnya.

 

“Baiklah.”

 

“Anakku memang terbaik.” Gumam ibu Kyuhyun tersenyum penuh makna. Dia langsung menarik lengan Haemi lalu menggiringnya ke dapur “Hae. Eomma membuat puding, kau harus mencicipinya.” Kyuhyun hanya menggelengkan kepala melihat ibu dan istrinya tersebut.

 

Haemi tersenyum mendengar perkataan ibu mertuanya. Meskipun Haemi beranggapan Kyuhyun tak mencintainya setidaknya kedua orang tua pria itu sangat menyayanginya. Dia sungguh dianggap seperti seorang anak di rumah ini, ibu mertuanya bahkan tak segan mengomel pada Kyuhyun jika terjadi sesuatu padanya. Dia tidak bisa membayangkan jika kedua orang tua Kyuhyun tahu tentang masalah rumah tangga mereka.

.

.

.

.

.

Kyuhyun memandang Haemi yang telah berbaring di atas sofa yang berada di kamarnya. Wanita itu sungguh keras kepala, Kyuhyun meminta Haemi agar tidur di atas ranjang tapi dia menolak tawaran tersebut. Haemi lebih memilih tidur di sofa sempit yang berada di kamarnya. Kyuhyun bisa saja tidur di kamar lain, tapi ibunya pasti curiga. Dia sengaja meminta Haemi tidur lebih dulu tapi wanita itu malah tidur di sofa kamarnya.

 

“Kau sungguh keras kepala.” Gumam Kyuhyun.

 

Kyuhyun memperhatikan wajah damai Haemi dalam diam lalu menurunkan pandangannya pada perut Haemi. Dia menghela nafasnya lalu mendekat pada sofa dan mengangkat tubuh Haemi lalu memindahkannya ke atas ranjang. Biasanya Haemi akan terbangun tapi wanita itu tak terusik sama sekali.

 

“Dia pasti sangat lelah.” Gumam Kyuhyun ketika Haemi telah berbaring di ranjangnya “Aku hanya ingin kau berhenti bekerja karena aku tidak ingin kau kelelahan.” Kyuhyun berucap seolah Haemi tidak tidur.

 

Dia merebahkan tubuhnya di samping Haemi lalu membalikkan tubuhnya hingga menghadap wanita itu. Selama pernikahan mereka, Kyuhyun tak pernah tidur seranjang dengan Haemi. Hanya malam itu ketika ia mabuk dan menghamili Haemi. Dia bahkan tidak sadar apa yang telah dilakukannya saat itu. Jadi menurutnya, dia tidak pernah benar-benar tidur seranjang layaknya pasangan suami istri dengan Haemi.

 

Kyuhyun mengerjab ketika Haemi tiba-tiba terusik lalu meringis menyentuh perutnya. Wanita itu masih memejamkan matanya, tangan mungil Haemi mengelus perutnya tanpa sadar seolah menenangkan sesuatu yang ada di dalam perut wanita itu. Kyuhyun tertegun, hal tersebut membuat hatinya diremas. Haemi menghentikan elusannya ketika nyeri itu telah hilang, namun sesaat kemudian dia meringis lagi. Tangan mungilnya kembali menyentuh perutnya tanpa sadar, tapi sebelum ia mengelusnya kembali. Kyuhyun menggenggam tangan Haemi dan menggantikan tangannya untuk mengelus perut Haemi lembut hingga Haemi tak meringis lagi.

 

“Apa setiap malam selalu seperti ini ?” Pertanyaan yang ditujukan pada Haemi seolah menjadi pertanyaan untuk dirinya. “Apa kau selalu mengganggu eommamu seperti ini ?” Ucap Kyuhyun mengamati perut Haemi. “Maafkan appa.”

 

Kyuhyun menaikan kembali padangannya, dia menatap wajah pucat Haemi lalu tersenyum tipis. Wanita yang selalu ia tuduh merebut kebahagiaan orang lain, wanita yang pernah dia benci karena dianggap merusak kebahagiaannya, wanita yang selalu ia sakiti itu kini telah mengandung anaknya. Dia menyesal, sangat. Tapi bukan karena Haemi mengandung anaknya. Melainkan sikap jahatnya terhadap Haemi selama ini.

 

“Maafkan aku.”

.

.

.

.

.

Haemi membuka kelopak matanya perlahan lalu mengerjabkan matanya sejenak. Dia mengerutkan dahinya merasakan sesuatu menggenggam jemarinya. Haemi menolehkan kepalanya ke samping, matanya sukses membulat ketika menyadari siapa yang tengah berada di sampingnya. Suaminya tengah tertidur damai sambil menggenggam jemarinya. Dia menelan salivanya merasakan jantungnya berdetak tak karuan. Sampai saat ini dia masih belum bisa melupakan perasaannya pada kekasih kakaknya tersebut.

 

Setelah menenangkan dirinya, Haemi mencoba melepas tautan jemarinya secara perlahan, sebisa mungkin tidak membuat Kyuhyun terbangun. Dia mendesah lega ketika genggaman tangan kokoh itu terlepas dari jemari mungilnya. Haemi segera memposisikan dirinya duduk sebelum bangkit dari ranjang.

 

“Kenapa ?” Glekk. Suara tersebut membuat Haemi menegang dan mengurungkan niatnya “Kau terbangun. Ini baru jam dua.” Haemi menoleh pada Kyuhyun. Pria itu masih berbaring dengan mata setengah terbuka, namun sejurus kemudian. Kyuhyun sudah duduk di samping Haemi.

 

“Aku –aku mengapa tidur bersamamu ?” Tanya Haemi terbata tidak berani menatap Kyuhyun di sampingnya.

 

“Sofanya sempit.”Gumam Kyuhyun.

 

“Ia memang sempit tapi nyaman.” Jawab Haemi, terdengar helaan nafas dari Kyuhyun.

 

“Ini baru jam dua. Tidurlah kembali.”

 

Haemi diam. Sebenarnya dirinya terbangun bukan tanpa sebab melainkan, perutnya terasa lapar padahal tadi dia sempat menjejalkan puding ke mulutnya. Dia begitu terkejut ketika membuka kelopak mata, dirinya telah berbaring di samping Kyuhyun. Rasanya kali ini dirinya tak bisa mengendap mencari makanan yang diinginkannya.

 

“Haemi ?” Suara Kyuhyun membuatnya tersadar. Haemi menoleh pada Kyuhyun lalu tersenyum ragu.

 

“Oppa tidur saja kembali.”

 

“Kau tidak nyaman tidur bersamaku ?”

 

Anni.” Haemi menelan salivanya menyadari jawaban cepat dari mulutnya. Terlihat Kyuhyun tersenyum tipis.

 

“Tidur kembali jika begitu.”

 

Haemi menatap Kyuhyun ragu. Dia sungguh tidak berani mengucapkan keinginannya, namun rasa lapar itu muncul begitu saja tanpa bisa ia tolak. Bahkan saat ini ketika melihat Kyuhyun, keinginannya semakin bertambah.

 

“Oppa –” Dahi Kyuhyun berkerut mendengar ucapan Haemi “Aku lapar.” Mata Kyuhyun melebar mendengar gumaman pelan Haemi. “Maaf membangunkanmu. Aku akan mencari makan sebentar.”

 

“Kau ingin makan apa ?” Haemi mengerjabkan matanya “Aku akan membelikannya untukmu.”

 

Haemi menggigit bibir bawahnya. “Aku tidak ingin oppa membelikan makanan untukku. Tapi –” Dia memotong ucapannya melirik Kyuhyun ragu. Pria itu tengah menunggu jawaban darinya “Aku ingin oppa memasakan sesuatu untukku.” Haemi menundukkan wajahnya “Jika oppa keberatan. Tidak apa-apa.”

 

Kau sungguh tidak tahu diri Haemi

Haemi memaki dirinya di dalam hati. Kyuhyun telah berbaik hati menawarkan dirinya untuk membeli sesuatu padamu Haemi, tapi kau dengan seenaknya meminta dimasakan sesuatu. Dia juga tidak mengerti, mengapa ia tidak bisa menahan keinginannya tersebut. Biasanya hanya dengan ayam goreng dan tokpoki pinggir jalan, mengapa sekarang dia mengidam dimasakan sesuatu oleh Kyuhyun setelah pria itu bertanya padanya tadi.

 

“Oppa akan memasakkannya untukmu. Kau ingin makan apa?” Haemi terkesiap. Dia mendongakkan kepalanya pada Kyuhyun.

 

“Ap –apapun asal oppa yang memasaknya.” Jawab Haemi terbata.

 

Entah keberanian dari mana ia mengucapkan kalimat tersebut. Mungkin keinginan sang anak tak bisa ditolaknya, dan sungguh. Dia tidak menyangka Kyuhyun mau mengabulkan permintaannya.

 

Kajja. Kita ke dapur.” Gumam Kyuhyun meraih lengan Haemi agar turun dari ranjang.

 

Haemi hanya menelan salivanya menyadari genggaman hangat jemari Kyuhyun lagi. Lelaki itu sungguh membawanya ke dapur, lalu menyuruhnya duduk di meja makan. Sedangkan Kyuhyun, dia mengambil bahan-bahan untuk meracik masakan. Haemi tertegun melihat punggung Kyuhyun yang terlihat begitu serius memasak, sesekali pria itu menoleh dan tersenyum padanya hingga dirinya tersipu.

 

Sadarlah Haemi, dia melakukan ini semua karena kakakmu. Lee Hyeri.

Dewi batin Haemi mengingatkan. Dia tidak boleh melupakan masalah dirinya dan Kyuhyun, pria itu seminggu lagi akan menggugat cerai dirinya. Dan itu artinya, dia tak akan pernah menemui Kyuhyun lagi begitupun dengan anak yang dikandungnya. Haemi menyentuh dadanya, sesak itu kembali muncul mengingat kenyataan yang akan dihadapinya.

 

“Aku tidak pandai memasak sepertimu. Hanya ini yang bisa aku buat.” Ucapan Kyuhyun membuat Haemi tersenyum lalu melihat masakan laki-laki itu.

 

“Nasi gorengnya seperti enak oppa.”

 

“Jangan berbohong jika rasanya tidak sama dengan tampilannya.” Ucapan Kyuhyun membuat Haemi kembali mengulum senyumnya.

 

Meskipun hanya sebentar ia merasakan kasih sayang dari Kyuhyun perasaannya begitu bahagia. Pria itu memberi kenangan manis di detik-detik berakhirnya pernikahan mereka. Haemi tidak berani mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi. Terlalu banyak kesalahan yang dibuatnya hingga kedua orang yang disayanginya itu terluka.

.

.

.

Hyeri berjalan sempoyongan keluar dari tempat hiburan tersebut. Dia memegang kepalanya yang terasa berputar. Jalanan yang dilewatinya seperti terbelah menjadi dua. Dia menghentikan langkahnya lalu tertawa melihat apa yang dilihatnya itu. Hyeri berjalan kembali mencari keberadaan mobilnya, namun seseorang menahan pergelangan tangannya.

 

“Cantik. Mau bergabung bersama kami ?” Hyeri memukul kepalanya melihat beberapa pria berada di hadapannya.

 

“Kalian.” Hyeri tertawa melihat pria-pria itu terbelah menjadi dua “Brengsek.” Gumamnya sinis.

 

“Dia mabuk berat. Bagaimana jika kita ajak dia bersenang-senang.”

 

“Hyung tinggalkan saja dia. Sepertinya wanita ini sedang patah hati.”

 

“Ohh ayolah. Wanita secantik ini, kita biarkan dinikmati orang lain. Aku tidak akan membiarkannya.”

 

“Kau lelaki brengsek.” Hyeri kembali bergumam dengan suara lemah.

 

Ketiga laki-laki itu menoleh padanya dan membelalak ketika Hyeri tiba-tiba saja ambruk di hadapan mereka. Salah satu dari mereka mendesah dan berjalan lebih dulu meninggalkan kedua kawannya, tak berapa lama keduanya ikut menyusul meninggalkan Hyeri sendiri.

 

Seorang pria tergesa keluar dari bar tersebut, langkahnya terhenti melihat tubuh Hyeri tergeletak. Dia segera menghampiri wanita itu dan mengangkat tubuhnya. Matanya membulat melihat siapa wanita yang berada dalam rengkuhannya itu.

 

“Ya Tuhan. Lee Hyeri.”

 

“Dia bukan adikku. Dia wanita perebut kebahagiaanku.” Gumam Hyeri dengan mata terpejam.

 

Pria yang mendengar racauannya tersebut hanya melebarkan matanya. Dia tidak menyangka perempuan sebaik Hyeri akan patah hati seperti ini. Lelaki itu tahu siapa yang dimaksud Hyeri, tapi sungguh. Dia tidak setuju dengan kemarahan Hyeri tersebut.

.

.

.

Kyuhyun memposisikan tubuhnya seperti Haemi, lelaki itu duduk sambil menyandar pada dashbor kamar. Haemi menoleh pada Kyuhyun lalu tersenyum kecil menyadari suaminya telah bergabung bersamanya lagi. Setelah makan nasi goreng buatan Kyuhyun, Haemi segera memasuki kamar lagi. Kyuhyun memarahinya ketika dirinya siap mencuci piring kotor yang digunakannya tadi. Sepertinya, pria itulah yang mencuci piring dan peralatan yang digunakannya untuk memasak. Haemi hanya bisa tersenyum menyadari betapa pedulinya Kyuhyun pada dirinya, dia ingin sejenak saja melupakan perceraiannya, tapi suara hatinya selalu mengingatkan hal tersebut.

 

“Kau sudah kenyang. Mengapa masih membuka mata ?”

 

Haemi melirik Kyuhyun sebelum berucap “Setelah makan tidak boleh langsung tidur. Itu tidak baik, kau inikan dokter.” Kyuhyun tersenyum mendengar ucapan Haemi.

 

“Aku mengerti Hae. Tapi setelah makan, kau mengajakku mengobrol cukup lama tadi.” Haemi juga tidak mengerti mengapa Kyuhyun mau mendengarnya bercerita. “Jadi kau tidak langsung tidurkan setelah makan, ada jeda sebentar.”

 

“Kau benar juga oppa.” Gumam Haemi menyetujui “Tapi aku belum mengantuk. Oppa tidur duluan saja.”

 

“Aku tidak mau. Kita tidur bersama.” Haemi menelan salivanya mendengar ucapan Kyuhyun.

 

Kita tidur bersama ?

Haemi mengulang ucapan Kyuhyun tersebut di dalam hati. Kalimat itu membuat degupan jantungnya kembali berulah, tiba-tiba saja wajahnya memanas. Haemi menyentuh kedua pipi dengan jemarinya membuat Kyuhyun terlihat bingung.

 

“Kau baik-baik saja ?” Haemi menolehkan wajahnya pada Kyuhyun. Pria itu sepertinya mencemaskannya “Mengapa memegang kedua pipimu seperti itu ?” Haemi mengerjab menyadari apa yang sedang dilakukannya.

 

“Pi –pipiku gatal oppa.” Gumam Haemi mencoba menenangkan dirinya tanpa melepas pegangannya tersebut.

 

Dia berharap Kyuhyun mengerti dan meninggalkannya tidur, tapi yang dilakukan pria itu di luar harapannya. Kyuhyun malah menyentuh tangannya hingga mata Haemi membulat lalu memeriksa pipi Haemi yang wanita itu yakini telah memerah karena malu.

 

“Merah sekali pipimu.” Haemi kembali menelan salivanya merasakan hembusan nafas Kyuhyun di pipinya. Matanya masih melebar dengan wajah tegang.

 

Haemi semakin menegang ketika Kyuhyun menyentuh lembut pipinya yang merah. Pria itu masih betah memandangi wajah Haemi dengan jarak yang benar-benar miris. Tubuhnya bahkan kaku sekarang, Haemi hanya diam bak patung yang tengah diperhatikan. Haemi terkesiap ketika Kyuhyun menyentuh dagunya lalu menaikan wajahnya agar memandang pada laki-laki itu. Mata mereka bertemu, pandangan tersebut terasa begitu dalam.

 

Mata yang dulu menatapnya tajam tersebut kini terlihat begitu lembut dan menenangkan. Haemi membulatkan matanya kembali ketika wajah Kyuhyun semakin dekat dengan wajahnya. Dia menahan dada bidang Kyuhyun ketika pria itu akan menempelkan bibirnya, Haemi menundukan wajahnya membuat Kyuhyun ikut diam lalu menjauh kembali dari tubuhnya. Kyuhyun juga sepertinya tidak menyangka dengan perbuatan yang akan dilakukannya.

 

“Maaf.” Gumam Kyuhyun pelan merasa bersalah dengan tindakannya. Haemi masih menunduk dengan posisi yang sama “Aku akan tidur di sofa.” Dia mengangkat wajahnya ketika Kyuhyun mengucapkan kalimat tersebut.

 

Mereka kembali bertatapan sejenak sebelum akhirnya Haemi mengalihkan pandangannya “Tidur di sini. Sofanya sempit.”

 

“Tapi nyaman.”Gumam Kyuhyun mengingat Ucapan Haemi beberapa saat yang lalu. Haemi tersenyum tipis “Baiklah. Kita tidur bersama.” Haemi hanya mengangguk.

 

Mereka membaringkan tubuh mereka. Tapi keduanya masih membuka mata mereka tanpa berniat menutupnya, Kyuhyun melirik Haemi yang terlihat mengamati langit-langit kamarnya. Dia memutuskan mengikuti jejak istrinya itu, yaitu memandang langit-langit kamar. Mungkin mereka akan terlelap karena hal tersebut.

 

“Apa selalu terasa sakit ?” Ucapan Kyuhyun membuat Haemi menoleh padanya. “Perutmu.” Jelas Kyuhyun.

 

“Ahh –itu. Tidak terlalu sering oppa.” Jawabnya mengingat intensitas rasa sakit yang muncul itu.

 

“Apa setiap malam kau selalu merasa nyeri ?” Kyuhyun membalikkan tubuhnya hingga menghadap Haemi. “Perutmu.”

 

Haemi diam sejenak, mempertimbangkan jawaban apa yang akan diucapkannya. Dia menyampingkan tubuhnya hingga menghadap Kyuhyun yang juga melakukan hal yang sama.

 

“Dia hanya perlu kuelus setelah itu akan tidak sakit lagi.” Gumam Haemi tersenyum.

 

“Apa setiap malam kau merasa lapar dan menginginkan sesuatu ?”

 

“Aku juga tidak mengerti mengapa selalu seperti itu.” Gumam Haemi melihat pada Kyuhyun. “Terima kasih.” Kyuhyun mengerutkan dahinya “Oppa membiarkan dia bersamaku.” Glekk. Kyuhyun menegang mendengar ucapan itu. “Berbahagialah kelak bersama eonni.” Dia menatap lekat Haemi yang tersenyum. Perasaan sakit itu entah kenapa muncul melihat senyum tersebut di wajah Haemi.

 

“Aku mengantuk.” Ucap Kyuhyun membalikkan tubuhnya hingga membelakangi Haemi.

 

“Tidurlah oppa.”

 

Mana bisa Kyuhyun tidur lelap sedangkan perasaannya tidak karuan sekarang. Bagaimana jika Haemi tahu bahwa dirinya dan Hyeri telah berakhir. Haemi pasti akan menyalahkan dirinya lalu meninggalkan Kyuhyun. Tidak, Kyuhyun tidak ingin hal tersebut terjadi. Dia ingin memperbaiki semuanya, tapi jika tidak mengatakannya. Haemi pasti akan terus bersikap seperti ini padanya. Oh ayolah, bukankah dulu Kyuhyun menginginkan saat-saat seperti ini ketika Haemi melepaskannya secara perlahan.

 

 

 

 

 

***

Siwon bertolak pinggang melihat sarapan pagi yang dibuatnya telah tertata di meja makan. Dia memang hidup sendiri. Sebenarnya dia memiliki seorang binatu hanya saja wanita paruh baya itu tengah cuti. Jadi mau tidak mau dia harus menyiapkan semua keperluannya sendiri untuk sementara. Siwon menoleh ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat padanya.

 

“Kau telah bangun. Aku baru menyiapkan sarapan. Ayo duduk.” Ucap Siwon mempersilahkan wanita yang terlihat bingung itu. “Duduklah Hyeri.”

 

“Mengapa aku ada di tempatmu ?”

 

Siwon menatap Hyeri lalu tersenyum tipis “Duduklah dulu. Aku akan menceritakannya sambil kita makan.” Ucapnya.

 

Hyeri menurut dengan ucapan Siwon. Dia segera duduk, diikuti dengan Siwon yang juga duduk di hadapannya. Pria itu melepas celemek yang terlihat manis ketika dikenakannya tadi. Dia menatap Hyeri begitu juga sebaliknya.

 

“Kau semalam mabuk.” Gumam Siwon “Aku menemukanmu di depan bar.” Hyeri terlihat diam dan mengingat kejadian tadi malam.

 

Dia ingat ketika dirinya menangis sesegukan lalu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Hyeri memberhentikan mobilnya di sebuah bar ternama yang berada di pusat kota. Dia memesan minuman beralkohol hingga setengah mabuk lalu meracau tak jelas tentang Haemi dan Kyuhyun setelah itu dirinya tidak mengingat apapun.

 

“Kau ingat ?” Pertanyaan Siwon membuat Hyeri menoleh pada lelaki itu “Syukurlah jika kau mengingatnya. Aku tidak harus menjelaskan apa yang terjadi denganmu.” Ucap Siwon lalu mengambil roti tawar dan mengolesnya dengan selai cokelat.

 

“Maaf merepotkanmu.” Gumam Hyeri pelan.

 

“Aku tidak merasa direpotkan. Makanlah sarapanmu.” Hyeri terlihat diam dan menunduk “Ada apa ?”

 

“Kau sudah mengetahuinya ?” Tanya Hyeri ragu. Siwon tersenyum menghentikan olesan selainya.

 

“Tentangmu dan Kyuhyun ?” Hyeri mengangkat wajahnya menatap Siwon.

 

“Apa kau marah padaku ?”

 

Siwon menyatukan jemarinya lalu menahan dagunya dengan jemarinya tersebut. Dia memperhatikan Hyeri lekat, seolah mencari sesuatu di balik tatapan wanita itu. Entah rasa bersalah atau rasa sedih karena telah berkhianat pada adiknya.

 

“Apa kau menyesal melakukannya ?”

 

Hyeri menghembuskan nafasnya “Tidak.” Siwon sedikit terkejut dengan jawaban singkat Hyeri “Tadinya aku sangat menyesal melakukan hal tersebut, tapi Kyuhyun bersikeras ingin kembali.”

 

“Ingin kembali ?” Ulang Siwon.

 

“Kami memiliki hubungan sebelum Haemi dan Kyuhyun menikah.” Siwon melebarkan matanya “Kami saling mencintai, tapi orang tuaku tak setuju dengan hubungan kami. Karena –” Hyeri memotong ucapannya lalu menatap Siwon “Anak kandung mereka mencintai kekasihku.”

 

“Paman dan bibi Cho tidak mungkin melakukan hal seperti itu.” Siwon mengenal kedua orang tua Haemi meskipun saat ini mereka telah tiada.

 

“Aku tahu kau tidak akan percaya.” Dengus Hyeri “Mereka memintaku berkuliah di Kanada. Mereka memisahkan aku dan Kyuhyun lalu merencakan pernikahan anak kandung mereka dengan kekasihku.” Siwon menggelengkan kepalanya pelan.

 

Orang tua Haemi tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Meskipun Hyeri bukan anak kandung mereka, Siwon tahu jika kedua orang tua Haemi sangat menyayangi Hyeri seperti anaknya. Mereka bahkan sangat bangga pada Hyeri karena wanita itu dulu sangat pintar ketika kecil. Haemi selalu menceritakan tentang perestasi Hyeri dan mengungkapkan rasa irinya pada kakaknya tersebut.

 

“Jadi kau ingin membalas semuanya pada Haemi ?” Pertanyaan Siwon membuat Hyeri diam.

 

“Dia merebut kebahagiaanku oppa. Orang tuaku, kekasihku, dan cintanya.” Siwon memejamkan matanya sejenak lalu membukanya kembali. Mata Hyeri terlihat berkaca-kaca. “Dia memutuskanku hanya karena Haemi hamil –” Ucap Hyeri menahan getar suaranya “Dulu dia mengejarku bahkan ketika aku ingin melepaskannya.” Isakan itu terdengar pilu di telinga Siwon. “Aku mencintainya. Sungguh mencintainya oppa.”

 

“Tapi dia telah memutuskanmu Hyeri –yaa.” Ucap Siwon pelan “Biarkan mereka bahagia.” Hyeri memejamkan matanya lalu menangis lebih kencang.

 

Tbc

 

 

 

 

92 pemikiran pada “My Fault (Chapter 8)

  1. Semoga aja hyeri bisa menerima keputusan kyu yg memutuskannya dan tetap bersama haemi…..
    Moga aja haemi dapat krbahagiaan nanti
    Next part ditunggu

    Suka

  2. Harusnya kyuhyun mengatakan kalau hubungannya dgn hyeri sdh berakhir agar haemi nggak salah paham terus.
    Hyeri juga harusnya menerima keputusannya kyuhyun, bukan malah membenci haemi.
    Untung aja siwon tetap mendukung haemi.

    Suka

  3. Duh hyeri jadi bringas. Takut talut dia bakalan nyakitin Haemi. Di luar itu aku jadi greget sama Kyu yg ga mau jujur tebtang hubungannya yg sudah berakhir. Kyuhyun emang serba slaah. Tapi mau ga mau harus jujur ke Haemi.

    Suka

  4. Huwaaa… Kak.. Makin baper 😭😭😭😭 kyuhyun galau berat sama kayak gw 😭😭
    Ayoolahh.. Kyuhyun masih bingung aja gimana Jelasinnya ke haemi yang keras kepala 😂 semangat kyu!!! Pertahankan haemi mu 😀

    Suka

  5. Kyu bimbang lagi, hyeri bakal balas dendam jangan dong haemi udah memderita jgn ditambah lagi penderitaan dia
    Dan ini kyuhyun katanya bakal milih haemi tpi masih gengsi ngakuinnya ke haemi

    Suka

  6. Ckckkckck macam gag ada cowok lain aja. Suami orang masih mending. Lah ini… suami adik sendiri. Sekalipun lu duluan yg milikin setidaknya tahu diri kek. Ngerti gag arti kata balas budi? Perlu gue ajarin? Gue paling paham yg namanya balas jasa

    Suka

  7. semoga hyeri bisa iklasin kyu, jangan sampai dia jadi jahat dan dendam sama hyemi, karna hyemi udah baik banget dia lebih penting in perasaan orang lain dari pada dia sendiri 😥 kalo mau hyeri sama siwon aja :’)

    Suka

  8. Eonni sukses buat aku kesel,greget,marah dan pengen sekali sumpal mulut kyuhyun -_- sudah ditolong sama keluarga kang juga tidak tau terimakasih >__< adakah sequel eonni 😉 :-* penasaran sama kisah yumi selanjutnya ❤ ditunggu ya eonni semangatt 🙂

    Suka

  9. Sudahlah hyeri relakan kyuhyun bersama haemi karena haemi lebih membutuhkan kyuhyun 🙂 Bagus banget siwon oppa :-* Biarkanlah mereka bahagia ❤ disini lebih pantes haemi karena haemi istri sahnya kyuhyun 🙂

    Suka

  10. Susah sekali untuk menyatukan haemi-kyuhyun
    Disaat haemi udah rela kyuhyun nya yg jadi plin plan
    Jgn gitu donk kyu mantepin hati, pilih salah satu, istri mu dan calon anak mu atau kekasih hati km, pilih kyu!!!

    Suka

  11. Nggak tau mesti komen apa.. Liat kyuhyun yg udah berubah drastis ke Haemi sekarang, jadi nggak tega kalau berharap mereka cerai beneran. Karna dari awal udah geram banget sama Kyu yg kmren2 kekeh buat balikan sama Hyeri. Sekarang dia malah lagi gencar2nya berusaha memulai dari awal. Harapannya semoga Hyeri bisa terima keadaan dan kenyataan ya. Kasian Haemi yg selama ini juga berkorban buat hubungannya kyuhyun sama dia (hyeri)

    Suka

  12. uhuh hyeri pandai banget kamu bolak-balikin situasi. Hyeri bilang gitu ke siwon biar dia jadi sekutunya gitu? liciknya..
    Kenapa kyuhyun ga jujur aja sama hyemi biar hyemi ga ngotot banget U..U dan biar semuanya jadi jelas

    Suka

  13. Seneng sih pada akhirnya kyuhyun mulai berubah sama hyemi, semoga aja hyemi peka sama perubahan sikap kyuhyun. Aku berharap dengan adanya siwon hyeri ga dendam ke hyemi. Aku pengen keduanya akur lagi tanpa ada rasa yg ditutupin lagi

    Suka

  14. Kuat banget hyemi membentengi hatinya dari sikap Kyuhyun.
    Apa Hyeri akan memisahkan mereka? Cinta Kyuhyun perlahan akan tumbuh untuk hyemi.
    Ditunggu part selanjutnya authornim…!!!

    Suka

  15. kyun sdh mulai berubah perhatian tp blm blng cinta sedangkan hyemi keras kepala dan jaga jarak sm kyun apalg klau nanti hyemi tau klau kyun dan hyeri putus tmbh jauh dan pasti susah buat dirayu,hyeri lbh” sprtx tdk mau mengalah jd penasaran lanjutanx.

    Suka

  16. Padahalkan kyuhyun harusnya bilang aja ke hyemi klo hubungan nya sma hyeri udah berakhir,biar hyemi gak berfikiran trus tentang perceraiyan nya.dan hyeri semoga bisa berhati baik lagi sma hyemi jangan membencinya.

    Suka

  17. benar yang siwon bilang bagaimanapun hyeri salah karena telah menjalin hubungan dengan kyu dan kyu juga slah karena menyembunyikan fakta bahwa dia dan hyeri putus. biar hyemi gak terus terusan ngommong pisah mulu dan lebih fokus sama kehamilannya.

    Suka

  18. Saat aku lgi gregetnya rasanya tuh ada yg menggelitik dadlm tubuhku entah itu emosi atau apalah smpe. Pengn nangis lah ehhh baca kyu eomma nih ngelawak wkwk yaampun. Bikin orang cemas aja ya,, hyeri please udah dong gak tau diri bgt sih, udah dirawat sma orangtuanya haemi juga, ayolah anggap aja bales Budi walaupun hatimu sakit,, udah sono kau sama siwon aja gih, ama luhan kek, atau jae wo sana atau syapalah,, udah biarin haemi sama kyuhyun. Beserta calon anaknya..
    Aku rasa si kyuhyun gedeg bgt itu pas si haemi ngomongin cerailah kebahagiaannya sama kakaknyalah,, lagian si kyu kaga mau ngasih tau sih klo perceraiannya dibatalin dan hyeri sama kyu udah pisah,, yah biarin lah, aku mah ngikutin alurnya ajalah wkwk,, ditunggukan kelanjutannya,, semangattt :))))))) :-**

    Suka

  19. Kyuhyun jd serba salah gini. Dya brani ngambil kputusn utk hyeri tp ko ngungkapin prasaan ke haemi malah ciut. Buruan sblm trlambat drpada hnya meperbaiki kesalahn kyu hrsnya kn jg nyatakn prasaan g bs lepasin haemi dn calon bayinya. Ayo dong author semangat bkn ffnya

    Suka

  20. duh yaaa kyuhyun buruan bilang deh daripada makin banyak kesalahpahaman antara kyuhyun sama haemi… hyeri bakal jd jahat ga uya sama haemi.. curiga sih malah jd dendam huhuhuhuhu buru kyuhyun ah jgn jadi cupu gitu lah huhu

    Suka

Tinggalkan komentar