My Fault (Chapter 10)

asian-cute-liberdade-pastels-ulzzang-favim-com-113066_large

Author        :Rachelliu

Title            :My Fault (Chapter 10)

Cast            :Cho Kyuhyun, Lee Haemi.

 

 

Lama tak berjumpa readers –nim. Maaf baru publish, mendekati libur panjang pekerjaan semakin menumpuk dan waktu yang tersedia tidak sebanyak hari biasa. Jadi harap dimaklum yaa. Satu lagi selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga ceritanya bisa menghibur kalian.

 

Happy Reading and sorry typo

Jika saja waktu bisa diputar, Haemi ingin sekali mengubah semuanya. Membatalkan perjodohannya dengan Kyuhyun dan membiarkan kakaknya dan pria itu bahagia. Tapi jika hal itu terjadi di hadapan matanya saat ini, rasanya dia tidak kuat untuk tersenyum melihat kebahagiaan mereka. Meskipun hanya senyum palsu sekalipun, Haemi tidak setegar pemeran utama wanita dalam drama yang selalu ia tonton setiap pekan. Dia hanya wanita biasa yang ingin hidup bahagia tanpa harus terbebani apapun.

 

“Hae –yaa. Satu supnya.”

 

Nde Ajhumma.” Gumam Haemi sambil menuangkan sup tersebut pada mangkuk lalu menaburkan daun bawang diatasnya.

 

Haemi meletakan sup tersebut pada nampan lalu membawanya pada pembeli. Dia tersenyum sambil menyapa pelanggannya tersebut. Setelah selesai dia kembali ke dapur lalu memotong sayuran yang akan digunakannya sebagai campuran.

 

“Aku sudah peringatkan padamu. Jika pekerjaanmu adalah di dapur. Mengapa melayani tamu.” Haemi tersenyum mendengar gumaman wanita paruh baya di sampingnya.

 

“Shin Hyuk belum pulang sekolah. Aku tidak tega melihat kau mondar-mandir sedangkan aku hanya diam di dapur.” Wanita itu berdecak mendengar ucapan Haemi.

 

“Kau bertugas memasak Hae –yaa.” Jelas wanita paruh baya itu “Dan ingat kau sedang hamil.” Haemi melirik wanita itu lalu tersenyum tipis.

 

Sudah hampir sebulan ia meninggalkan rumah, tapi sepertinya tak ada tanda-tanda adanya pencarian. Meskipun ia pergi tanpa pamit dan disengaja, tapi sungguh di dalam lubuk hatinya. Dia juga ingin dikhawatirkan dan dicari karena pergi dari rumah lalu dibujuk oleh seseorang. Tapi sepertinya hal tersebut tidak akan mungkin terjadi, mengingat betapa inginnya semua orang jika dirinya pergi. Dia pembuat masalah dan perusak kebahagiaan semua orang yang disayanginya.

 

Ajhuma tenang saja. Kami akan baik-baik saja.” Ucap Haemi meyakinkan wanita paruh baya itu.

 

“Kau ini.” Decaknya lalu ikut mengulum senyum.

 

Masih ada banyak orang baik di dunia, salah satunya wanita paruh baya yang mau mempekerjakan Haemi saat ini. Haemi sempat putus asa karena tidak ada tempat kerja yang mau menerima wanita hamil seperti dia, tapi sungguh Tuhan maha baik. Dia mengirimkan seorang bibi baik hati yang mau mempekerjakan Haemi di tempat makan kecil miliknya.

 

“Berapa kau bayar sewa di tempat temanmu ?”

 

“Aku tidak membayar.” Jawab Haemi sambil menghela nafasnya.

 

“Tinggal bersamaku saja.” Haemi tersenyum, Tidak. Dia sudah cukup merepotkan wanita itu, sudah diberikan pekerjaan saja Haemi sangat bersyukur dan berterima kasih.

 

“Tidak usah Han ajhuma.”

 

“Jika nanti kau melahirkan siapa yang akan bertanggung jawab.” Haemi diam mendengar ucapan wanita itu.

 

Haemi mengelus perutnya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan bertanggung jawab jika nanti ia melahirkan. Kedua orang tua saja ia tidak punya, suami bahkan telah menceraikannya. Dia ingin kembali ke kampung halaman, sayangnya kakek dan neneknya telah lama tiada. Dia bahkan tidak tahu sanak saudara karena terlalu lama tinggal di Seoul.

 

“Pindah saja ke rumahku. Aku akan bertanggung jawab.”

 

Han Ajhuma selalu mengatakan jika Haemi sama persis seperti dirinya. ditinggalkan oleh suami karena selingkuh dan dirinya saat itu tengah mengandung anaknya. Haemi sebenarnya mengerti mengapa wanita itu begitu baik dan memahami dirinya karena dia juga pernah merasakan. Awalnya Haemi ragu mengatakan apa yang terjadi dengannya tapi entah kenapa dengan sendirinya dia bercerita pada Han ajhuma yang baru dikenalnya. Wanita paruh baya itu membuatnya nyaman.

 

“Jangan memikirkan laki-laki brengsek itu lagi.” Makian kesal wanita itu selalu Haemi dengar jika dirinya kepergok melamun. Han ajhuma sangat membenci pria tukang selingkuh apapun alasannya.

 

“Itu bukan salahnya tapi salahku.”

 

“Apapun alasannya laki-laki itu tetap brengsek.” Gumam Han Ajhuma dengan wajah kesalnya “Sudahlah. Lupakan masa lalumu, kau bisa mengubah hidupmu seperti aku.” Haemi melihat pada wanita itu lalu tersenyum tipis.

 

Melupakan masa lalu. Dia sudah berusaha keras melupakan masa lalunya itu, namun bayi dalam perutnya selalu mengingatkan Haemi pada masa lalunya tersebut. Wajah tersenyum dan khawatir laki-laki itu masih teringat jelas di pikirannya karena pria itu memang memberikan kenangan manis di sisa pernikahan mereka, dia tidak memungkiri perasaan itu masih ada untuk ayah dari bayinya tersebut meskipun dia dengan sangat keras mencoba menghilangkannya.

.

.

.

Kyuhyun menenggak habis minuman beralkohol tersebut untuk kesekian kalinya. Jika dihitung mungkin sudah ada lima gelas minuman pekat itu mengaliri tenggorokannya. Dia menyodorkan kembali gelas kosong itu pada seorang bartender di hadapannya namun seseorang meraih gelas tersebut membuat Kyuhyun menoleh dan mendengus sebal.

 

“Kyuh. Sudahlah, kau minum terlalu banyak malam ini.”

 

“Diamlah Jin Woo –yaa. Beri aku satu gelas wine lagi.”

 

“Jangan beri dia wine.” Gertak Jin Woo pada bartender yang siap mengambil gelas. Bartender itu hanya mengangguk lalu berpindah pada pelanggan lain. “Seharusnya kau mencari dia lagi. Bukan merusak hidupmu seperti ini Kyuh.” Ucap Jin Woo kesal.

 

Kyuhyun tersenyum sinis. Jin Woo mengerutkan dahinya bingung, dia mengerti seperti apa perasaan Kyuhyun. Tapi dia tidak menyangka temannya tersebut akan sekacau ini. Kyuhyun bekerja tanpa kenal waktu lalu pulangnya dia akan minum hingga mabuk dan tak pernah kembali ke rumahnya. Wajah tampan itu semakin tirus dan pucat.

 

“Hampir sebulan, aku belum bisa menemukannya.”

 

“Aku yakin kau akan bertemu dengannya.” Ucap Jin Woo meyakinkan sahabatnya itu “Apa eomma dan appamu sudah mengetahuinya ?” Kyuhyun diam lalu menggeleng pelan.

 

Dia belum memberitahu kedua orang tuanya. Jika sang ibu menelepon dan meminta Kyuhyun ke rumah bersama Haemi pasti dirinya beralasan tidak bisa hadir karena sesuatu, dia akan menolak keras jika ibunya akan berkunjung ke rumah mereka. Dia tidak takut dimarahi sang ibu, tapi yang dia takutkan ibunya akan bertindak lebih dari itu.

 

“Eomma dan appamu akan sangat membantu jika mereka tahu hal ini terjadi.”

 

“Mereka akan membunuhku jika mengetahui hal ini.” Ucap Kyuhyun tersenyum miris “Aku sungguh tidak tahu di mana Haemi berada sekarang Jin Woo –yaa.”

 

“Kau bisa melacak Haemi lewat ponselnya.”

 

Kyuhyun tertawa “Dia menonaktifkan ponselnya setelah aku meneleponnya berulang kali. Setelah itu aku tak bisa menghubunginya lagi.”

 

Dia tidak mencari Haemi sendiri, Jin Woo juga membantunya. Beserta orang-orang suruhannya hanya saja jejak wanita itu sulit sekali terlacak. Haemi tidak memiliki saudara di Seoul, dia hanya memiliki kakak angkat Lee Hyeri. Dan wanita itu tidak mengetahui keberadaan Haemi. Hyeri malah menangis ketika tahu Haemi pergi, wanita itu bahkan menyalahkan dirinya.

.

.

.

“Seo Yoon –aah kau dipanggil sajang –nim.” Dia mengerjab bingung. Ini bukan kali pertama pria itu meminta dirinya untuk datang ke ruangan milik laki-laki itu.

 

Seo Yoon mengangguk pelan pada temannya itu lalu berjalan menuju ruangan bosnya tersebut. Dia menghela nafas panjangnya ketika akan meraih daun pintu. Seo Yoon diam sejenak ketika pintu terbuka dan memperlihatkan bosnya tersebut tengah menatap sesuatu di balik jendela.

 

“Masuklah Seo Yoon –ssi.” Seo Yoon tersenyum canggung ketika pria itu berbalik dan melihat padanya “Duduklah.” Gumamnya lagi mempersilahkan Seo Yoon yang telah menutup pintu.

 

Pria itu memutar tubuhnya lalu duduk di hadapan Seo Yoon yang telah dipersilahkannya. Seo Yoon terlihat menunduk seperti biasanya membuat pria itu mengulum senyum.

 

“Aku tahu kau akan bosan dengan pertanyaanku.” Seo Yoon mengangkat wajahnya lalu menatap laki-laki itu “Kau tahu bukan di mana keberadaan Haemi?”

 

Iya. Dia mengetahuinya, tapi Seo Yoon sudah berjanji tidak akan mengatakan keberadaan Haemi pada siapapun tak terkecuali bos tampan di hadapannya. Siwon berulang kali meminta Seo Yoon memberitahu keberadaan Haemi meskipun Seo Yoon mengatakan tidak tahu, tapi pria itu terus memaksanya.

 

Sajang –nim. Aku sudah mengatakan padamu berulang kali jika aku tidak tahu di mana dia berada.”

 

“Orangku melihatmu bertemu dengan Haemi.” Degg. Seo Yoon membulatkan matanya. “Katakan di mana dia sekarang ?!”

 

Sajang –nim aku sungguh tidak tahu.” Seo Yoon menunduk dengan mata bergerak gelisah.

 

Setelah seorang wanita cantik yang tak lain kakak Haemi meminta padanya ingin diberitahu di mana keberadaan Haemi lalu disusul kekasih wanita itu yang telah Seo Yoon ketahui adalah suami Haemi menuntut hal yang sama padanya. Haemi telah menceritakan pada Seo Yoon tentang kisah hidup wanita itu yang menurut Seo Yoon sungguh memilukan. Sebagai seorang teman yang baik dia tidak ingin seseorang yang telah ia anggap saudara itu tersakiti, dia tidak setuju ketika Haemi mengatakan dirinya bersalah.

 

“Seo Yoon –ssi.” Panggilan Siwon membuat Seo Yoon mengangkat kembali wajahnya “Kau tidak mau memberitahuku.”

 

Entahlah. Mungkin setelah ini, dia akan dipecat oleh bosnya tersebut. Seo Yoon tahu atasannya itu sangat baik dan peduli terhadap Haemi, tapi dia tidak bisa mengingkari janjinya tersebut. Dia yakin setelah acara introgasi untuk kesekian kalinya ini, hidupnya akan penuh mata-mata.

 

Sajang –nim aku..”

 

“Baiklah. Jika kau tidak ingin memberitahuku, aku akan mencari tahu sendiri.” Seo Yoon menggigit bibir bawahnya “Jika dia bersamamu. Aku minta padamu jagalah Haemi.” Seo Yoon meremas jemarinya melihat senyum di wajah Siwon.

 

Sejenak dia ingin mengatakan semuanya pada Siwon karena laki-laki itu memang terlihat tulus menyayangi Haemi. Tapi dia masih ingat dengan janjinya, biarkan bosnya itu tahu sendiri di mana keberadaan Haemi. Dia juga sangat kasihan pada Haemi karena wanita itu harus bekerja padahal dia tengah hamil. Melihat wajah pias dengan senyum penuh beban Haemi setiap hari membuat dadanya sesak. Dia pernah berpikir akan memberitahu semua orang yang mencari Haemi karena tidak tega dengan kondisi wanita itu, namun wajah memohon Haemi terlintas begitu saja. Dia akan lebih menyakiti Haemi jika memberitahu semua orang.

 

 

 

 

 

***

Haemi meletakan celemek yang dipakainya seharian lalu merapihkan bajunya yang sedikit kusut. Dia mengambil tas slempangnya dan berjalan menghampiri bibi Han yang tengah duduk bersama anak lelakinya itu. Haemi menyematkan senyumnya melihat keakraban kedua orang tersebut. Dia pasti akan seperti mereka kelak.

 

“Ahh –nuna sudah mau pulang ?” Haemi hanya mengangguk mendengar pertanyaan tersebut.

 

“Biar Shin Hyuk mengantarmu Hae.”

 

“Tidak usah Ajhuma. Aku pulang sendiri saja.”

 

“Nuna tidak baik wanita hamil pergi sendirian.” Gumam Shin Hyuk menyetujui ucapan Ibunya.

 

Haemi mengulum senyumnya. Dia berharap anaknya kelak seperti laki-laki muda di hadapannya begitu menyayangi ibunya dan sangat pengertian. Shin Hyuk sangat memahami kondisi ibunya meskipun sang ayah mengkhianati ibunya. Dia tetap mengakui ayahnya. Tapi bagaimana dengan Haemi, di sini dirinya yang pergi dan meninggalkan suaminya. Bukan karena pria itu selingkuh tapi karena dia baru mengetahui bahwa dirinyalah penyebab kebahagiaan suaminya hancur. Dialah orang ketiga dari hubungan cinta suaminya. Bagaimana ia menjawab pertanyaan anaknya kelak jika bertanya di mana sang ayah. Sesak itu kembali terasa.

 

“Nuna kau baik-baik saja ?” Pertanyaan Shin Hyuk membuat Haemi tersadar. “Menginap saja di sini dan tidur bersama eomma.”

 

Anni. Temanku pasti khawatir.”

 

Ting.. Suara ponsel Haemi terdengar dari dalam tasnya. Sepertinya ada pesan masuk ke dalam ponsel barunya itu. Ya, Haemi menjual ponsel lamanya dan menggantinya dengan yang baru setelah pindah.

 

Hae. Jangan pulang malam ini. Seseorang mengikutiku dan sepertinya dia mencarimu.

 

Seo Yoon

 

Haemi melebarkan matanya membaca teks tersebut. Seo Yoon selalu mengatakan jika wanita itu selalu diintrogasi oleh orang-orang yang mencari Haemi. Tapi dia memegang teguh janjinya, tak pernah sedikitpun mulutnya terbuka jika mengenai temannya itu. Wanita itu sungguh baik dan mau direpotkan oleh Haemi. Sejenak Haemi merasa tidak enak hati tapi dia tidak tahu lagi harus ke mana.

 

Haemi mengangkat wajahnya dan melihat pada bibi Han beserta Shin Hyuk yang terlihat bingung “Han Ajhuma, Shin Hyuk –aah bolehkah aku menginap untuk malam ini saja.”

 

“Tentu saja kau boleh menginap di sini.” Ucap bibi Han. Tidak peduli mengenai alasan wanita itu berubah pikiran.

 

“Beristirahatlah nuna.” Sama halnya dengan sang ibu. Shin Hyuk tidak berani bertanya mengapa Haemi berubah pikiran. Raut wajah wanita itu cukup membuat mereka tahu.

 

“Terima kasih.”

 

“Jangan sungkan seperti itu Haemi. Kami sangat senang kau menginap di sini. Rumahku menjadi lebih ramai.” Gumam Bibi Han tersenyum mengelus rambut Haemi.

 

“Anggap saja kami ini keluargamu nuna.”

 

Senyum Haemi kembali terlihat. Kehidupannya tidak begitu menyedihkan, meskipun keluarganya tidak mengakui dirinya. Ternyata ada banyak orang baik yang mau menganggapnya keluarga.

 

Kajja. Ayo beristirahat.” Haemi mengangguk ketika Han Ajhuma bangkit dari kursi dan menggandeng lengannya. “Shin Hyuk –aah setelah mengerjakan PRmu segeralah tidur.”

 

Nde Eomma.”

 

Kehangatan tidak harus tercipta dari sepasang kekasih atau suami istri bukan. Melainkan bersama orang-orang yang tulus menyayangi kita dalam kondisi apapun. Tak perlu sesuatu yang mewah, cukup kebersamaan. Haemi termasuk orang yang beruntung karena di dalam hidupnya dia selalu dipertemukan dengan orang-orang baik. Bukankah hidup semua orang juga memiliki masalah hanya saja mereka menutupi masalah mereka dengan cara berbeda begitupun dengan yang Haemi lakukan.

 

 

 

 

 

***

Sudah hampir sebulan ia belum menemui anak dan menantu kesayangannya. Kyuhyun selalu memiliki bermacam alasan jika dirinya ingin bertemu dengan mereka. Dia bahkan tidak diijinkan datang ke tempat tinggal anaknya itu. Wanita paruh baya itu menghela nafasnya lalu berjalan ke luar singgasananya tersebut. Dia bosan sendirian meskipun ada asisten rumah tangga dan penjaga rumah.

 

“Nyonya. Anda akan ke mana ?”

 

“Aku ingin ke rumah temanku.”

 

“Biar Supir Yoo mengantar anda.”

 

Anni. Aku ingin pergi naik transportasi umum.”

 

“Tapi –”

 

“Berhentilah menghalangiku.” Desisnya. Binatu itu menggeser tubuhnya dan menunduk memohon maaf.

 

Dia sangat kesepian. Suaminya lebih mementingkan kebersamaan memancing bersama teman-temannya dibanding dirinya. Biasanya dia akan meminta anak dan menantunya untuk berkunjung namun mereka sepertinya sedang sibuk. Sekarang yang bisa dilakukannya hanya bertemu temannya. Sahabatnya yang hampir beberapa bulan ini belum ia temui.

 

Hanna berjalan sambil menggerutu sebal dengan tingkah para asisten rumah tangganya tersebut. Dia tidak menyalahkan mereka hanya saja cara mereka terlalu berlebihan. Hanna tiba di halte bis tepat ketika sebuah bis berhenti, dia segera menaiki bis tersebut. Sudah lama sekali ia tidak berpergian dengan kendaraan umum. Hanna duduk di salah satu kursi dekat jendela, dia memperhatikan jalanan tersebut sejenak mengingat hubungan suami beserta anaknya dulu.

 

“Mengapa laki-laki penuh uban itu sering sekali meninggalkanku memancing.” Hanna tidak mempermasalahkannya, suaminya memang memiliki hobi itu semenjak muda. Tapi semakin tua pria itu semakin gila saja memancing.

 

Drrrtt.. ponsel Hanna berdering, dia segera meraih ponselnya dan memeriksa siapa yang memanggil tersebut. Bibirnya menyimpul melihat nama itu tertera di layar ponselnya.

 

“Yeobo kau di mana ?”

 

“Bis.”

 

“Kenapa pergi begitu saja tanpa memberi tahuku ?”

 

“Aku hanya ingin ke rumah Ji Eun.”

 

Kenapa tidak mau diantar supir.”

 

“Aku rindu naik transportasi umum oppa.”

 

“Kau ini ada-ada saja.” Desahan itu terdengar entah kenapa membuat Hanna terkekeh “Baiklah. Pulang nanti kabari aku. Aku akan menjemputmu.”

 

Hanna menutup teleponnya. Dia semakin terkekeh ketika bayangan wajah suaminya yang begitu cemas terlintas di pikirannya. Bis itu terhenti, Hanna segera turun dan berjalan menuju tempat tujuannya. Seorang sahabat baik yang sudah lama tak di temuinya.

 

“Ternyata kedainya sudah buka.” Gumam Hanna melihat beberapa pelanggan telah masuk ke tempat tersebut.

 

Dia melangkahkan kakinya bersemangat. Hanna juga ingin menyicipi masakan sahabatnya yang lezat itu. Dia sempat menawarkan sebuah restoran untuk wanita itu tapi Ji Eun sahabatnya menolak, dia mengatakan aku masih bisa bertahan dengan usahaku Hanna –yaa. Wanita itu sungguh luar biasa meskipun suaminya mengkhianati dirinya tapi dia tetap kuat dan bertahan demi anaknya.

 

Hanna masuk ke dalam kedai tersebut dan duduk di tempat biasanya. Matanya mencari-cari keberadaan sang pemilik kedai, dia tersenyum melihat sahabatnya itu tengah sibuk mengantar makanan. Mata menyipit melihat seseorang yang ada di dapur.

 

“Setelah sekan lama dia baru memiliki satu pegawai.” Gumam Hanna menyadari punggung seseorang di dapur itu.

 

“Hanna –yaa.” Panggilan itu membuat Hanna mengalihkan tatapannya “Demi apapun kau baru mengunjungiku.”

 

“Ahh –mian.” Gumam Hanna bangkit dari kursi dan memeluk sahabatnya itu.

 

“Kau mengajak suamimu ?” Hanna menggeleng “Dia pasti tengah memancing.” Hanna mengangguk dengan wajah sebalnya “Lebih baik memancing daripada bermain wanita.” Jieun selalu mengatakan hal tersebut pada Hanna.

 

Hanna mendesah mendengar ucapan Jieun lalu melepas pelukannya tersebut. Dia memperhatikan dengan seksama wajah sahabatnya yang terlihat lebih berisi dan merona sekarang. sepertinya Jieun telah hidup lebih baik.

 

“Kau lebih gendut sekarang.” Jieun mendesis tidak terima, Hanna hanya terkekeh “Omong-omong kau memiliki pegawai sekarang ?” Jieun melirik seseorang di sana begitupun Hanna.

 

“Aku sebenarnya tidak berniat memiliki pegawai. Kondisi gadis itu sama seperti yang aku alami bahkan lebih menyedihkan.” Hanna diam mendengar ucapan Jieun “Dia hamil dan suaminya lebih memilih wanita lain. Bukankah brengsek sekali.” Rahang Jieun mengeras.

 

Hanna menghela nafasnya lalu memperhatikan punggung gadis itu lalu menoleh kembali pada Jieun. Dia tahu seperti apa keadaan Jieun waktu itu dan dia tahu wanita itu pasti memiliki simpati terhadap wanita yang tersakiti seperti dirinya.

 

“Duduklah. Aku akan menyiapkan sup untukmu dan mengenalkannya denganmu.” Hanna tersenyum lalu mengangguk antusias.

 

Jieun berjalan menuju dapur lalu menghampiri gadis itu. Dia terlihat berbicara ketika gadis itu menyiapkan makanan untuk Hanna. Hanna hanya tersenyum lalu memperhatikan menu makanan yang ada di kedai sahabatnya itu.

 

“Dia menambahkan menu baru.” Gumam Hanna ketika sadar ada perbedaan dari menu makanan di kedai Jieun.

 

“Hanna –yaa nikmati makananmu.” Hanna mengangkat wajahnya lalu tersenyum ketika Jieun meletakan makanannya di meja. Mata Hanna melebar melihat seseorang di samping Jieun yang juga menatapnya dengan pandangan terkejut “Dan ini. Aku ingin mengenalkan padamu, Lee Haemi pegawaiku.”

 

“Aku sebenarnya tidak berniat memiliki pegawai. Kondisi gadis itu sama seperti yang aku alami bahkan lebih menyedihkan.”

“Dia hamil dan suaminya lebih memilih wanita lain. Bukankah brengsek sekali.”

 

.

.

.

Hyeri meremas jemarinya sambil menunduk, lelaki di hadapannya terlihat memperhatikannya. Dia yang meminta bertemu dengan laki-laki itu tapi sungguh dia tidak berani untuk menatap mata itu. Mata yang dulu selalu berbinar menatapnya. Dan kini mata itu terlihat kosong.

 

“A –apa Haemi sudah ditemukan ?” Tanya Hyeri dengan suara begitu rendah.

 

“Belum.” Jawab pria itu dingin.

 

Kyuhyun memang tidak menyalahkan dirinya atas kepergian Haemi. Tapi sikap pria itu sungguh menggambarkan jika laki-laki itu sangat kecewa padanya. Hyeri menyesal telah mengatakan hal tersebut dan membuat Haemi pergi dari kehidupan mereka. Dia sangat egois, tidak seharusnya dia melakukan hal demikian pada adiknya.

 

“Kyuh aku benar-benar minta maaf.”

 

“Bukan kau yang salah Hyeri –yaa. Ini salahku.” Ucap Kyuhyun dengan suara pelan dan siratan senyum tipis yang entah kenapa membuat Hyeri semakin bersalah.

 

“Seandainya hari itu aku tidak berkata seperti itu mungkih Haemi masih –”

 

“Sudahlah. Berhenti menyalahkan dirimu. Dia pasti akan ku temukan.” Gumam Kyuhyun menghela nafasnya “Kau terlihat lebih kurus.” Hyeri mengerjab lalu menurunkan pandangannya dan memeriksa tubuhnya “Jaga kondisi tubuhmu Hye –yaa.”

 

Hyeri menatap lekat Kyuhyun yang terlihat meyakinkannya. Di saat seperti ini Kyuhyun masih memikirkan dirinya yang telah membuat semuanya kacau. Tidak seharusnya dia berkata kasar pada Haemi, bagaimanapun Haemi tidaklah tahu mengenai hubungan mereka dari awal. Bukan salah Haemi, ini semua salahnya. Dia berjanji setelah Haemi berhasil ditemukan, dirinya yang akan pergi dari kehidupan mereka. Itu yang seharusnya terjadi bukan malah sebaliknya. Hyeri merasa dirinya benar-benar jahat dan egois. Dia bisa menahan perasaannya selama bertahun-tahun tapi mengapa dirinya terjebak kembali.

 

 

 

 

***

Haemi tak berani mengangkat wajahnya. Hanna ibu dari suaminya itu tengah duduk berhadapan dengannya sambil menatap Haemi dengan wajah kecewa. Wanita paruh baya itu memang sedikit kesal pada Haemi karena tidak memberitahu kenyataan yang terjadi antara Haemi dan anaknya. Jika saja dia tak datang ke kedai temannya, mungkin dia tidak akan tahu apa yang terjadi sebenarnya. Rasanya ia ingin sekali mengutuk Kyuhyun meskipun laki-laki itu adalah anaknya.

 

“Mengapa tidak memberitahu eomma ?” Dia mengulang terus pertanyaan itu sejak di kedai tadi dan segera memaksa Haemi pulang ke rumahnya. “Eomma tidak mau kau berbohong dan membela dia lagi.” Ucap Hanna membuat mulut Haemi yang akan terbuka itu tertutup kembali .

 

Kyuhyun memang anaknya tapi melihat kondisi Haemi dan calon cucunya ditelantarkan, rasanya dia tidak akan segan membuat perhitungan pada anak semata wayangnya itu. Hanna sebenarnya tahu hubungan Kyuhyun dan Hyeri dulu, tapi sungguh dia tidak setuju, Hanna menginginkan anak perempuan dan dia menganggap Haemi seperti anaknya lalu dia memberi saran pada tuan Lee sahabat suaminya agar menjodohkan Haemi dan Kyuhyun, Hanna pikir Kyuhyun telah mengakhiri hubungannya dengan Hyeri dan membuka dirinya pada Haemi. Tapi yang terjadi adalah Kyuhyun memperlakukan Haemi seperti ini.

 

“Eomma. Aku yang salah aku yang pergi tanpa pamit.”

 

“Kau pergi karena perbuatan Kyuhyun.” Haemi menggeleng tidak setuju. “Dia selingkuh ketika kau hamil. Kau pantas meninggalkannya.”

 

“Ini tidak seperti yang ajhuma ceritakan eomma.” Jieun memang menceritakan terlalu berlebihan meskipun memang seperti itu kenyataannya. “Oppa berhak bahagia dia –”

 

“Kau dan cucuku juga berhak bahagia.” Haemi diam mendengar ucapan Hanna. “Apa Kyuhyun tahu kau hamil ?” Haemi menatap lekat Hanna lalu mengangguk ragu “Aish Jinja. Mengapa aku bisa memiliki anak sebrengsek itu.” Ucap Hanna kesal.

 

“Eomma. Ini tidak sepenuhnya salah oppa, dia memperlakukanku dengan sangat baik dan –”

 

“Jika dia memperlakukanmu dengan baik mengapa dia berniat bercerai darimu? Dia pergi bersama wanita lain di saat kau hamil, apa seperti itu laki-laki baik ?” Haemi menelan ludahnya susah payah. Perkataan mertuanya memang benar, tapi menurutnya Kyuhyun tidak bersalah. Pria itu berhak bahagia dengan pilihannya. “Haemi dia bahkan berbohong padaku, dia tidak memberitahuku jika dirimu pergi. Ya Tuhan, maafkan aku Haemi.”

 

“Eomma. Jangan seperti ini.” Haemi memegang lengan ibu mertuanya itu.

 

Hanna memperhatikan wajah Haemi lalu merengkuh Haemi ke dalam pelukannya. Dia sangat merasa bersalah pada Haemi karena perbuatan Kyuhyun. Hanna merasa telah mengkhianati mendiang kedua orang tua Haemi yang telah menitipkan anak gadis mereka padanya. Dia sungguh menyesal menyerahkan Haemi pada anaknya yang tidak bertanggung jawab seperti Kyuhyun.

 

“Yeobo. Aku mendatangi kedai Jieun dan –” Hanna dan Haemi melepaskan pelukan mereka lalu menoleh pada sumber suara. Ayah Kyuhyun tengah berdiri memperhatikan keduanya “Ada apa ?” Tanya laki-laki itu khawatir melihat wajah kedua wanita itu berlinang air mata. “Haemi terjadi sesuatu padamu sayang ?” Tanyanya kembali menghampiri keduanya.

 

“Aku ingin membuat anakmu menyesal.” Ucapan Hanna membuat suaminya semakin bingung “Kyuh –kyuhyun membuat Haemiku menderita.”Hanna mengeluarkan tangis kecewanya.

 

“Dia melakukan apa padamu Hae –yaa ?”

 

“Dia berselingkuh dengan Hyeri ketika Haemi mengandung cucu kita yeobo.”

 

“Eomma –”

 

“Berhenti membela dia Haemi.” Gumam Hanna lalu terisak dan memeluk suaminya.

 

Haemi menggelengkan kepalanya perlahan ketika ayah mertuanya itu melihat padanya dengan wajah bertanya. Hanna tengah terisak tersedu di dada bidang milik suaminya itu. Di sini yang diperlakukan tidak baik adalah Haemi tapi yang menangis tersedu adalah ibu mertuanya.

 

 

 

 

 

***

“Kau sudah menemukannya ?”

 

“Aku sempat melihatnya dan mengikutinya tuan. Tapi aku kehilangan jejak istri anda.”

 

“Tsk. Tidak berguna.”

 

Kyuhyun menutup telepon tersebut dengan kesal. Dia telah mengerahkan seluruh kemampuannya tapi Haemi belum juga ditemukan, sebenarnya dia belum sepenuhnya melakukan usaha-usaha lain seperti meminta bantuan polisi. Kyuhyun tidak ingin Ibu dan ayahnya mengetahui hal ini.

 

Mata Kyuhyun memicing melihat seseorang berjalan di depan mobilnya. Dia mengenali pria itu, dia adalah Choi Siwon laki-laki yang mengungkapkan perasaannya terhadap Haemi. Entah kenapa darahnya mengumpul di ubun-ubun dan rasanya ia ingin tahu maksud pria itu berada di sini. Kyuhyun keluar dari mobilnya, matanya tak lepas memperhatikan gerak-gerik Siwon. Dia mengerutkan dahinya ketika Siwon menghampiri seorang pria dan terlihat berbicara serius.

 

“Dia bekerja di sebuah kedai ?” Suara Siwon terdengar samar-samar di telinga Kyuhyun.

 

“Nona Lee dibawa oleh seseorang Tuan.” Degg. Mata Kyuhyun melebar mendengar ucapan laki-laki di hadapan Siwon.

 

“Kau tidak bertanya siapa wanita itu ?”

 

“Sepertinya dia saudara nona Lee.”

 

Tanpa pikir panjang Kyuhyun segera berjalan menghampiri kedua laki-laki itu. Dia tahu siapa yang tengah dibicarakan mereka, tapi demi apapun dia tidak rela jika Haemi harus ditemukan lebih dulu oleh Siwon. Tidak, pria itu tidak boleh mendahuluinya. Sampai di hadapan Siwon, Kyuhyun langsung menarik kerah kemeja Siwon dengan kasar hingga pria itu terkesiap.

 

“Kau –kau tahu di mana keberadaan Haemi.”

 

“Cho Kyuhyun apa yang kau lakukan. Lepaskan tanganmu !” Teriak Siwon tak kalah kesalnya. Pria di hadapan Siwon terlihat bingung melihat kedatangan Kyuhyun.

 

“Katakan di mana istriku ?!” Sentak Kyuhyun. Rahangnya semakin mengeras.

 

Siwon tersenyum sinis dan melepas paksa tangan Kyuhyun di kerah kemejanya hingga terlepas. Dia mendesah kesal sambil menatap geram Kyuhyun yang juga melihat padanya lebih tajam.

 

“Kau bertanya padaku ?” Tanya Siwon masih memerkan senyum sinisnya “Kau mengakui dia istrimu tapi kau membiarkan dia pergi.”

 

“Choi Siwon –”

 

“Apa perkataanku salah ? Kau tidak usah berpura-pura mengkhawatirkan Haemi lagi. Seharusnya kau sadar Haemi pergi karenamu.”

 

Kyuhyun mengepalkan tangannya begitu kuat. Jangan salahkan dirinya jika tinjunya akan melayang pada wajah tampan Siwon. Dulu dia memaklumi mengapa Siwon berkata seperti itu dan menyalahkannya terus menerus tapi kali ini. Dia tidak mau diperlakukan seperti ini lagi. Oh ayolah, dia suami Lee Haemi dan sangat berhak atas wanita itu. Kyuhyun melangkahkan kakinya lagi mendekat pada Siwon, tapi pria itu tidak menghindar. Siwon malah terlihat menantang Kyuhyun.

 

Drrrtt….

Kyuhyun menghentikan langkahnya ketika menyadari ponselnya bergetar. Dia menatap Siwon sejenak seolah memberi peringatan pada pria itu lalu berbalik menjauh dari Siwon dan segera mengangkat telepon tersebut.

 

“Ne Eomma ?”

 

“Kau di mana ?”

 

“Wae ?” Ibunya pasti akan memintanya datang ke rumah. Kyuhyun menghela nafasnya.

 

“Datang ke rumah sekarang.” Tebakannya tepat sasaran bukan.

 

“Aku sudah mengatakan padamu jika aku dan Haemi tidak bisa –” Kyuhyun menghentikan kalimatnya ketika telepon itu terputus dengan tiba-tiba “Eomma menutup teleponku. Aish jinja.” Desisnya, Kyuhyun diam memikirkan sesuatu “Apa dia tahu jika Haemi pergi.” Dia menelan ludahnya susah payah.

 

Anggap dia seorang pengecut karena tidak berani mengatakan hal sebenarnya pada ibunya. Kyuhyun hanya tidak ingin ibunya melakukan sesuatu yang membuat masalahnya lebih rumit lagi. Bukan rumit, ibunya pasti akan menggantung dirinya jika hal tersebut dilegalkan. Kyuhyun tahu ibu dan ayahnya begitu menyayangi Haemi. Dulu bahkan dia cemburu melihat kedekatan orang tuanya dengan Haemi. Mereka seperti tak menganggap Kyuhyun jika sudah ada Haemi di sana, sedikit membantu memang karena dia bisa dengan leluasa bermain dengan teman-temannya. Tapi yang tidak Kyuhyun mengerti mengapa hanya Haemi saja padahal anak perempuan keluarga Lee tidak hanya Haemi.

.

.

.

.

.

Haemi mengunyah biscuit cokelat yang berada di dalam toples di atas meja. Ibu mertuanya sengaja membeli semua makanan ringan khusus ibu hamil ketika ia sampai di rumah. Hanna bahkan tidak membolehkan Haemi melakukan pekerjaan apapun. Dia tahu Ibu mertuanya sangat mengkhawatirkan dia dan kehamilannya, tapi sungguh. Haemi merasa bosan dan tidak berguna jika hanya makan dan tidur.

 

“Nona Lee. Ini susu hamilnya.” Haemi menoleh pada seseorang di belakangnya. Salah seorang asisten rumah tangga di rumah orang tua Kyuhyun, yang ditugaskan melayani Haemi.

 

“Kang Ajhuma. Aku bisa membuatnya sendiri.” Ucap Haemi mengambil segelas susu cokelat yang disodorkan wanita paruh baya itu.

 

“Ini sudah tugasku Nona.” Gumamnya tersenyum “Jika ada sesuatu yang kau butuhkan. Panggil aku.”

 

“Aku akan melakukannya sendiri saja jika bisa kulakukan.” Senyum wanita itu memudar. Dia terlihat menghela nafasnya “Kenapa ajhuma ?”

 

“Kau mau aku diomeli oleh Nyonya besar.” Haemi melupakan ibu mertuanya.

 

“Maaf. Baiklah aku akan memanggilmu nanti.” Ucapnya membuat wanita itu menyimpulkan senyumnya kembali.

 

“Aku ke belakang.” Haemi hanya mengangguk dan mengulum senyumnya.

 

Haemi menyeruput susu cokelat hangatnya perlahan lalu menaruhnya di atas meja. Dia kembali memakan biscuit cokelat dan membaca majalahnya lagi. Haemi membalikan halaman demi halaman majalahnya hingga menampilkan sederetan baju ibu hamil yang cantik.

 

“4 bulan lagi pasti tidak terpakai.” Gumam Haemi tersenyum mengingat usia kehamilannya. Haemi membalikan kembali halaman majalah tersebut hingga menampilkan sebuah potret suami istri yang tengah berbahagia menunggu buah hati mereka. Senyumnya yang tersemat seketika hilang.

 

“Kau fikir aku akan menerima anak itu.”

 

“Berhenti menghambat kebahagiaanku. Aku akan kembali dengan kekasihku.”

 

Haemi menyentuh perutnya yang telah terlihat lalu mengelusnya perlahan. Ucapan suaminya tersebut tak bisa ia lupakan begitu saja. Haemi telah berjanji akan pergi dari kehidupan pria itu tapi saat ini. Dia malah tinggal di rumah orang tua pria itu. Apa yang akan Kyuhyun lakukan jika dia tahu Haemi berada di sana. Laki-laki itu pasti akan marah karena dia pergi tanpa pamit dan malah tinggal bersama orang tuanya. Ini sudah hampir sebulan ia tidak bertemu Kyuhyun pasti pria itu telah menyelesaikan perceraiannya. Toh kau juga akan pergi setelahnya Haemi, jadi apa bedanya jika kau pergi sebelumnya.

 

Drrt….

Haemi mengerutkan dahinya ketika ponselnya bergetar di atas meja. Dia menaruh majalahnya tersebut lalu meraih ponselnya dan mengangkat panggilan masuk pada ponselnya.

 

“Kau baik-baik saja Hae ?”

 

Ne. eonni mian, aku pindah mendadak.” Jawab Haemi menghela nafas bersalahnya.

 

“Tidak masalah. Asal kau baik-baik saja. Apa ibu mertuamu memperlakukanmu dengan baik ?” Seo Yoon tahu ketika Haemi pergi dan berpamitan bersama ibu mertuanya. Dia sempat kurang setuju karena mengkhawatirkan Haemi, tapi melihat ibu mertua Haemi yang begitu menyayangi Haemi rasanya dia tidak berhak melarangnya.

 

“Tentu. Dia memperlakukanku sangat baik. Mainlah ke sini.”

 

“Lain kali. Aku masih belum libur.” Gumamnya. “Sajang –nim masih bertanya keberadaanmu. Kupikir dia akan memecatku ketika tahu aku menyembunyikanmu.”

 

“Maaf merepotkanmu eonni.”

 

“Aku rasa dia berhak tahu di mana kau tinggal Hae –yaa.”

 

“Kau memberitahu di mana aku tinggal.”

 

“Anni. Aku hanya bilang jika kau di bawa bibimu dan aku lupa bertanya dia tinggal di mana. Aku tidak mungkin mengingkari janjiku.” Haemi tersenyum mendengar ucapan Seo Yoon.

 

Ting… Nong…

Haemi menaikan alisnya mendengar bel masuk tersebut. Matanya memeriksa di setiap penjuru ruangan berharap ada orang lain yang membukakan pintu tapi tak ada siapapun di sana. Sepertinya para sisten rumah tangga tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sedangkan ibu mertuanya. Beliau hanya mengatakan akan pergi sebentar membeli sesuatu.

 

“Ahh eonni sepertinya ada yang datang. Kita lanjutkan lagi nanti.” Gumam Haemi yang mendapat persetujuan dari Seo Yoon, dia menutup teleponnya lalu menaruhnya kembali di atas meja.

 

Dia bangkit dari sofa lalu berjalan menuju pintu utama. Mungkin tamu ibu atau ayah mertuanya yang berkunjung, Haemi segera membukakan pintunya dengan perlahan. Dia tersenyum lalu mengangkat wajahnya itu, senyum yang ia tampilkan hilang tergantikan wajah terkejut.

.

.

.

Kyuhyun memperhatikan keadaan rumah orang tuanya yang terlihat begitu sepi. Dia berjalan sambil terus menghela nafasnya mengingat hal apa yang akan diberitahukan sang ibu padanya. Tiba di depan pintu rumah ia segera menekan bel dengan ragu.

 

“Mengapa masih tidak di buka. Harusnya eomma tidak terlalu baik dan memberi para asisten rumah tangganya berlibur terlalu banyak.” Gerutu Kyuhyun sambil menekan kembali bel rumah.

 

Suara langkah itu semakin terdengar, Kyuhyun memejamkan matanya sejenak seolah mempersiapkan dirinya jika sampai ibunya memukul atau menampar wajah tampannya karena telah mengetahui sesuatu. Matanya melebar sempurna melihat siapa seseorang yang telah membukakan pintu untuknya. Wanita itu belum menyadari kedatangannya terlihat dari senyum yang disematkannya namun ketika wajahnya mendongak dan mata itu menatapnya. Senyum itu tergantikan dengan wajah terkejut.

 

“Lee Haemi.” Gumam Kyuhyun menyadari sosok yang telah berdiri di hadapannya.

 

Dia mencari keberadaan wanita itu kemanapun dan ternyata dia tengah berada di hadapan Kyuhyun sekarang. Haemi terlihat sangat terkejut, wanita itu bahkan hanya diam tanpa berkata apapun. Haemi menundukan wajahnya lalu memundurkan tubuhnya perlahan.

 

“Jadi selama ini kau di sini ?”

 

“Mianhe. Aku tidak menepati janjiku.” Kyuhyun mengerutkan dahinya mendengar ucapan pelan Haemi yang masih menundukan wajahnya “Aku –aku akan pergi setelah perceraian kita selesai. Maaf pergi tanpa berpamitan padamu.” Degg. Kyuhyun mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Haemi. Dia tidak berharap ucapan tersebut keluar dari mulut istrinya.

 

Kyuhyun memperhatikan Haemi dengan seksama, melihat kondisi wanita itu yang terlihat lebih berisi dari sebulan yang lalu. Dia mengamati perut Haemi yang lebih besar dari hari terakhir dia melihat wanita itu sebelum melarikan diri. Ada perasaan lega luar biasa melihat kondisi Haemi yang terlihat baik-baik saja. Kyuhyun melangkah maju mendekat pada Haemi namun wanita itu memundurkan tubuhnya. Dia tersenyum tipis menyadari jika Haemi menghindar darinya. Tanpa ijin tangan Kyuhyun menarik tubuh Haemi pelan hingga mendekat padanya, Haemi mendongak dan matanya melebar ketika sadar wajah Kyuhyun tepat berada di depan wajahnya.

 

“Siapa yang akan mengijinkanmu pergi lagi Hae –yaa ?” Tanya Kyuhyun begitu terluka dengan ucapan Haemi. Belum sempat mendengar ucapan Haemi dia merengkuh tubuh Haemi dan memeluk wanita itu.

 

Rindu itu sudah tidak terbendung lagi, Kyuhyun sudah tidak bisa menahannya saat ini. Dia tidak akan membiarkan Haemi pergi untuk kedua kalinya, tidak. Dia tidak mau wanita itu melakukan hal ini lagi pada dirinya.

 

“Aku mohon jangan lakukan hal itu lagi padaku. Jangan pergi lagi Hae –yaa.” Haemi menegang mendengar ucapan Kyuhyun.

 

Rasa hangat itu menjalar di seluruh tubuh Haemi setelah tahu jika pria itu mengkhawatirkannya. Tapi apakah mungkin hal itu karena dirinya bukan karena Hyeri kakaknya. Haemi memejamkan matanya lalu membalas pelukan Kyuhyun. Tidak peduli jika Kyuhyun cemas padanya karena Hyeri, dia hanya ingin merasakan pelukan hangat dan melepas rasa rindunya pada pria itu saat ini.

 

“Siapa yang menyuruhmu untuk memeluk Haemi.” Degg. Ucapan dingin itu terdengar di belakang tubuh Kyuhyun. Haemi membuka matanya dan mendapati Hanna tengah menatap sinis pada mereka.

 

Kyuhyun dan Haemi melepas pelukannya lalu menoleh pada Hanna yang terlihat tidak suka dengan adegan tersebut. Hanna melihat pada Kyuhyun lalu tersenyum sinis, dia melirikkan matanya pada Haemi.

 

“Sayang masuklah ke kamar.” Gumam Hanna pada Haemi. Wanita itu hanya mengangguk pelan namun tangan Kyuhyun menahan lengan Haemi.

 

“Tidak. Tetap di sini bersamaku.” Hanna kembali tersenyum sinis. Haemi melihat tangannya yang digenggam Kyuhyun lalu melihat pada Hanna yang sepertinya begitu membenci Kyuhyun.

 

“Lepaskan dia.”

 

“Anni.”

 

“Aku memintamu ke sini bukan untuk melihat aktingmu Cho Kyuhyun. Kau pikir aku belum tahu perlakuanmu pada Haemi seperti apa.” Gumam Hanna menatap tajam anaknya “Aku memintamu ke sini agar kau segera menyelesaikan perceraian kalian.”

 

Sudah Kyuhyun katakan bukan jika ibunya akan melakukan hal yang lebih mengerikan jika tahu apa yang sebenarnya terjadi. Hanna lebih kejam jika menyangkut orang-orang yang ia sayangi, bukan berarti dia tidak menyayangi Kyuhyun tapi wanita itu punya jalan pemikiran sendiri agar membuat anaknya maupun siapapun jera atas tindakan tercelanya.

 

Tbc

 

Ohh ya aku buat fiksi juga di wattpad. Jika ada yang suka baca di sana di follow ya watty aku @rafiction, ditunggu kunjungan kalian.

77 pemikiran pada “My Fault (Chapter 10)

  1. Seneng akhirnya nyonya cho tau di mana haemi, seneng juga karena akhirnya secara perlahan kyuhyun sadar sama perasaannya tapi kenapa nyonya cho pengen kyuhyun sama haemi bercerai. Semoga aja kyuhyun merjuangin haemi supaya mereka ga bercerai. Ditunggu next chapternya eonni

    Suka

  2. waduhh… ketahuann jugaaa akhirnyaaa…
    masaa iaa d suruh cerai bnerann???
    uhh jangann donkk…
    cobaa liat dluu usaha kyuu selamaa ini…
    lgian detektif apaa sih yg gk bjsa nemuin haemi ssbulan lebihb…
    pdahal lohh masih deket jaraknyaa…
    hufftt

    Suka

  3. omo…
    emaknya kyu ngedukung hyemi kyu cerai?
    aish.dy mau nyiksa kyu ya?wkwk
    iniii serruuuu…aku kangen ff kamu
    ..sama cerita kamu di wattpad….haha
    ditungguu lanjutannya…
    semangat meell 😊
    terimakasihh ❤

    Suka

  4. akhirx haemi ketemu tp parah krn ibu kyun yg menemukanx dan tau gak sih ibu kyun kayak ibu tiri buat kyun yg lbh membela haemi bahkan parahx kyun diminta menceraikan haemi tambah seru lanjut jgn lama” fighting.

    Suka

  5. ff yg di tunggu tunggu akhrny muncul 😊
    terima kasih kak sdh publish 😊
    hoahh akhrny haemi ketemu
    dan yg nemuin Ny.Cho
    akhrny kyuhyun ketemu haemi kkk
    hoah ny.cho lngsng bertndk dgn mnyruh kyuhyun mnyelesaikn perceraian
    smga kyuhyun memperjuangkn haemi lbh giat lagi kkk
    dan smga cpt bersatu

    Suka

  6. Eomma kyuhyun ngeri banget ya kalau marah, kyu kayanya udah cinta sama haemi ya ? Atau krena bertanggung jawab aja ?
    Udh nunggu banget ff nya dan part ini makin seru aja 😂
    Semangat kak buat part selanjutnya

    Suka

  7. Ibunya kyu menakut kan tpi dia baik,untung aja ibu mertuanya dlu yg menemukan haemi bukan kyuhyun apa lg siwon klo xwg nemuin siwon pasti tambah rumyam,benarkah ibunya kyu akan menyuruh kyu mencerai kan haemi atau hanya pura2 aja biar ngash pelajaran kyu krna udah menyakiti haemi & cucu nya,,smga happy ending

    Suka

  8. Setuju sama eomonim buat kyuhyun jera sama kelakuan dulu ke haemi, tpi kasian juga liat dia tambah tersiksa dgn berpisah dgn haemi

    Suka

  9. Salut sma ny.cho . wlopun kyuhyun anak.y tp dia brani marahin kyu, krna kyuhyun emng brslah.
    Dn stju sma ny.cho, hyemi lbih baik brcerai, trus stlah itu buat kyuhyun mnyesal deh.

    Suka

  10. nah loh kyuhyun udah kejadian haemi pergi, baru mau bertindakkah si kyuhyun? Dari dulu nanti nanti terus pas udah kejadian gini baru kocar kacir

    Suka

  11. dr kemarin mau ninggalin jejak kok susah bngt yaa,
    komenan aku ga muncul2 masa 😌😌😌
    btw, ibu kyuhyun kejam juga ya klo marah 😁😁😁
    gue setuju kalo si kyuhyun di hukum atas semua kesalahannya sma haemi, tp please gue ga redo klo smpe kyuhyun sma haemi harus cerai 😭😭😂😂
    kasih hukuman yg lain saja ya ibu mertua 😁😁😄😄

    Suka

  12. Eomma jjang!!!! Lega karena haemi udah ketemu,walopun lum bisa bareng kyu lagi. Biar aja kyu “dikasih pelajaran” sama eommanya dulu, biar sama2 sadar

    Suka

  13. Kak…. Tiap minggu aku rajin ngecek blog ini tapi sepi terus 😭 alhamdulillah cerita yg aku tunggu2 akhirnya muncul juga..
    Aduuhh… Kok aku jadi ngeri ya liat ny hanna.. Lebihh mengerikan dari apapun kalo udah menyangkut orang2 yg disayang.. Gimana tuh nasib kyuhyun selanjutnya?? Ditunggu next nya ya kak…. Semangat 💪

    Suka

  14. Haemi ketemu sama eomma mertuanya nihh dan sdh tau apa penyebab haemi pergi dan eomma mertua nya sangat marah terhadap kyu…
    Next part ditunggu 😁😁😁😊😊😊

    Suka

  15. Ternyata ahjumma itu temen obunya Kyuhyun. Untungblah Hyeri benci sama Haemi nya cuma sebentar. Bersyukur setidaknya Haemi masih masih dipertemukan sama orang2 baik. Emangnya emak2 kalau udah marah serem juga wkwk

    Suka

Tinggalkan komentar